Mandiri Capital Bidik 6 Startup 'Antibakar Duit' pada 2024

Leo Dwi Jatmiko, Rahmad Fauzan
Kamis, 18 Januari 2024 | 12:00 WIB
Dari kiri ke kanan: Chief Financial Officer Mandiri Capital Indonesia (MCI) Wisnu Setiadi, Chief Executive Officer MCI Ronald Simorangkir, dan Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha dalam MCI Media Outlook 2024 di Menara Mandiri II, Jakarta, Selasa (17/1/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Dari kiri ke kanan: Chief Financial Officer Mandiri Capital Indonesia (MCI) Wisnu Setiadi, Chief Executive Officer MCI Ronald Simorangkir, dan Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha dalam MCI Media Outlook 2024 di Menara Mandiri II, Jakarta, Selasa (17/1/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Mandiri Capital Indonesia, anak usaha PT Bank Mandir (Persero) Tbk. (BMRI), berharap dapat menyalurkan pendanaan ke 6 startup berkualitas yang 'antibakar duit' pada 2024. Di tengah musim dingin teknologi yang masih terjadi dan gejolak global yang memanas, Mandiri Capital terus berupaya memperbanyak portofolio startup mereka secara selektif. 

CFO Mandiri Capital Indonesia Wisnu Setiadi mengatakan pada 2023 portofolio startup perusahaan mencapai 23 startup, yang berada pada berbagai sektor. Pada tahun ini, dia berharap portofolio startup MCI dapat bertambah menjadi sekitar 29-30 startup. 

“Mungkin kami menambah sekitar 4-6 [startup], karena ketika kami ingin melakukan investasi ke startup, kami tidak lagi mempertimbangkan ‘yang manis-manis’ saja. Kami juga melihat kemampuan mereka dalam mengatur beberapa hal yang selama ini tidak nampak,” kata Wisnu kepada Bisnis, Kamis (18/1/2024). 

Wisnu mengatakan selama ini perusahaan startup cenderung memperlihatkan pendapatan yang dibukukan untuk mengukur valuas. Para founder startup tidak banyak bercerita tentang biaya operasional untuk mendapatkan pendapatan tersebut. 

“Tidak ada yang bicara tentang margin EBITDA. Jadi tugas kami untuk memperkenalkan bahwa indikator-indikator ini juga penting bagi startup agar mereka tidak hanya fokus di pendapatan dan berusaha menumbuhkan pendapatan dengan semua biaya yang dimiliki,” kata Wisnu. 

Untuk diketahui, Marjin EBITDA adalah rasio yang mencerminkan tingkat keuntungan perusahaan setelah pendapatan/penghasilan usaha dikurangi dengan biaya produksi dan biaya operasional. Beban depresiasi dan amortisasi tidak dimasukkan dalam biaya produksi dan biaya operasional untuk perhitungan ini.

Dilansir dari Pintu.co.id, EBITDA menjadi matriks yang dapat memberikan gambaran singkat bagi investor untuk membandingkan kinerja perusahaan yang berada pada sektor industri yang sama. Rasio EV/EBITDA di bawah 10 dapat dikatakan baik.

Wisnu menambahkan jika perusahaan dapat tumbuh di atas biaya operasional (OPEX) yang dikeluarkan, itu lebih bagus. 

“Kamu bakar 1 dollar untuk dapat revenue 50 sen. Itu kan tidak sehat. Ini yang kami perlu perhatikan dengan benar-benar bagaimana fundamentalnya. Bisnis yang sehat apabila pertumbuhan pendapatan di atas pertumbuhan pengeluaran, begitu pertumbuhan pengeluaran di atas pendapatan, dia tidak akan untung sampai kapan pun,” kata Wisnu. 

Dia mengatakan sekitar 4-6 startup baru nanti masih balanced fund dan kemungkinan masih berasal dari startup-startup di Indonesia. 

Diketahui, pendanaan startup pada paruh pertama 2022 mencapai US$2,47 miliar dan turun menjadi US$259 juta pada semester II/2023.

Berdasarkan laporan anyar PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) berjudul ‘Global Economic Trends and MCI 2024 strategy for Portfolio Management’, para investor yang sedang mengalami penyusutan likuiditas menjadi sangat selektif dalam menyalurkan pendanaan.

“Investor, yang berhadapan dengan masalah likuiditas, memprioritaskan profit dan keberlanjutan bisnis sebagai indikator investasi. Para investor menjauhi startup yang masih bakar uang,” tulis laporan tersebut, dikutip Bisnis.com, Rabu (17/1/2023).

Dari sisi jumlah kesepakatan, jumlah pendanaan berkurang dari 190 pendanaan pada semester I/2022 menjadi 15 pendanaan pada paruh kedua tahun lalu.

Mengomentari kondisi tersebut, CEO Mandiri Capital Indonesia Ronald Simorangkir mengatakan perusahaan modal ventura yang dia pimpin melakukan penyesuaian strategi investasi mengikuti tren ekonomi global dan perkembangan pasar untuk menghadapi 2024.

“Pada 2024, kami menyesuaikan strategi investasi untuk mengikuti tren ekonomi global dan kondisi pasar terkini. Kami terus berupaya untuk mengembangkan manajemen risiko yang prudent dan efektif,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Strategi tersebut mencakup pembangunan kemitraan strategis dengan venture capital global, memperluas kolaborasi lintas batas, sekaligus menjalin kerja sama dengan global innovation hubs, sehingga investasi bisa tersalurkan ke startup yang memiliki prospek ke arah profitabilitas.

Selain, sambungnya, MCI terus mencari peluang investasi yang berpotensi menguntungkan sebagai fondasi utama dalam pengelolaan portofolio perusahaan.

Tahun ini, kriteria investasi anak usaha PT Bank Mandiri Tbk. itu dirancang khusus untuk memperkuat pengelolaan portofolio dengan prioritas ke investasi dengan nilai jangka panjang. Sembari memperhatikan fundamental yang baik serta profitabilitas yang jelas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper