Bisnis.com, JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai perusahaan rintisan (startup) akan makin sulit meraih pendanaan tahun ini seiring dengan kondisi global yang belum stabil. Pendanaan yang masuk pun diramal lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan pendanaan yang makin berkurang inilah yang membuat banyaknya tindak PHK dan perusahaan yang gulung tikar.
“Startup digital banyak tertekan karena minimnya pendanaan. Banyak yang melakukan layoff dan banyak pula yang berhenti beroperasional,” ujar Huda kepada Bisnis, Kamis (11/1/2024).
Hal inilah yang kemudian, kata Huda, menjadi faktor pengurang ekspektasi besaran ekonomi digital di 2025.
Diketahui, selama 3 laporan terakhir oleh Google, Temasek, dan Bain, menunjukkan penurunan proyeksi ekonomi digital Indonesia di tahun 2025. Mulai dari US$146 miliar di laporan 2021, menyusut menjadi US$109 miliar di laporan 2023.
Menurut Huda, pada 2025, angka proyeksi ekonomi digital Indonesia bisa hanya ada di angka US$100 miliar.
Kendati demikian, Huda mengatakan perusahaan masih memiliki secercah harapan.
Menurutnya, banyaknya investor yang wait and see menjelang pemilu 2024 sudah memiliki sedikit bayangan, karena ketiga pasangan calon (paslon) presiden akan mengembangkan ekonomi digital.
Walaupun memang, bagi perusahaan rintisan yang menyasar platform yang sangat tersegmentasi, harus tetap berhati-hati.
“Sebagainya harus memperhatikan kebijakan dari masing-masing paslon. Hal tersebut berpengaruh terhadap ekspektasi pendanaan,” ujar Huda.
Huda mengatakan bercontoh pada Zenius, menurutnya perusahaan itu gagal mengelola dana dengan baik, ekspansi ke bisnis offline, sehingga beban operasional membengkak.
Belum selesai dengan masalah itu, Covid-19 pun merebak dan keuangan perusahaan makin tidak terselamatkan.
Sebagai informasi, hanya dalam 10 hari pertama 2024, sudah ada deretan perusahaan yang mengumumkan kabar efisiensi karyawan ataupun penutupan.
Mulai dari tutupnya startup pendidikan legendaris Indonesia Zenius, PHK yang dilakukan e-commerce Lazada, layanan streaming Twitch dari Amazon, perusahaan investasi Blackrock, startup pendidikan global Duolingo, hingga yang terbaru startup fintech Flip.