Covid-19 Meningkat, Pendanaan Startup Berisiko Terganggu

Crysania Suhartanto
Senin, 18 Desember 2023 | 19:00 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai pendanaan startup berisiko terdampak oleh peningkatan Covid-19. Dikhawatirkan pemerintah mengeluarkan regulasi pembatasan ekonomi yang mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi.  

Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda mengatakan salah satu regulasi yang mungkin terjadi adalah pembatasan kegiatan ekonomi. Alhasil, regulasi tersebut akan berpengaruh pada ekspektasi investor ke ekonomi di Indonesia.

“Orang tidak bisa bebas membeli barang ataupun bekerja dari kantor akan membuat perekonomian menjadi lebih lambat. Uang pengembalian investasi akan juga lambat,” ujar Huda kepada Bisnis, Senin (18/12/2023).

Sebagai informasi, hingga Jumat (15/12/2023) kasus konfirmasi Covid-19 tercatat sebanyak 336 atau meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Adapun tren peningkatan terkonfirmasi Covid ini sudah berlangsung sejak awal Oktober 2023.

Namun, Huda mengatakan jika memang situasi memburuk hingga dibutuhkan kebijakan pembatasan tersebut, pemerintah harus melakukannya walaupun iklim investasi akan terdampak.

Lebih lanjut, Huda mengatakan untuk iklim investasi di sektor kesehatan sendiri saat ini memang tengah melandai. Adanya kenaikan Covid-19 juga dirasa tidak berpengaruh banyak pada peningkatan investasi ke sektor kesehatan.

Namun, Huda menyebutkan investor harus tetap yakin pada perusahaan rintisan kesehatan, karena tidak ada yang tahu hal yang terjadi ke depannya.

“Saya rasa seharusnya investasi ke startup kesehatan akan kembali moncer di beberapa tahun ke depan,” ujar Huda.

Berdasarkan catatan Bisnis, menurut data dari Badan Pusat Statistik, sektor yang paling tumbuh pada saat krisis Covid-19 adalah jasa kesehatan. Sektor ini tumbuh 11,56% di 2020, jauh lebih tinggi daripada sebelum krisis, yakni 8,69% di 2019.

Adapun pada saat krisis dua tahun lalu, bisnis kesehatan juga menjadi primadona investasi untuk sejumlah perusahaan raksasa dan lembaga internasional. 

Mulai dari Sandiaga Uno yang membeli saham RS Primaya, Lippo Group di RS Siloam, Keluarga Tahir di RS Mayapada, dan Martua Sitorus di RS Murni Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper