Bisnis.com, JAKARTA - Badai musim dingin perusahaan rintisan (startup) teknologi belum berakhir. Pada Kamis, (4/1/2023), salah satu startup legenda di sektor edukasi Zenius memutuskan untuk gulung tikar.
Tindakan Zenius inipun menambah daftar panjang startup anak bangsa yang tutup pada masa-masa kritis ini.
Berdasarkan pantauan Bisnis, sudah ada belasan perusahaan berbasis teknologi yang memutuskan untuk menutup operasional mereka karena kerugian yang dialami. Berikut daftarnya.
Daftar Startup yang Gulung Tikar
1. Zenius (Edutech)
Startup edukasi-teknologi (edutech) Zenius mengumumkan tutup sementara usai 20 tahun beroperasi di Indonesia.
“Kami mengambil langkah strategis untuk menghentikan operasi secara sementara, tetapi kami menjamin bahwa kami tidak akan berhenti berusaha untuk menjalankan dan mewujudkan visi untuk merangkul Indonesia yang cerdas, cerah, dan asik,” tulis dalam keterangan resmi Zenius, dikutip Kamis (4/1/2023).
2. JD.ID (e-commerce)
Startup vertikal e-commerce, JD.ID resmi menutup layanan di Indonesia pada 31 Maret 2023. Sebelumnya, platform tersebut juga pernah mengalami PHK massal pada tahun 2022.
Perlu diketahui, JD.ID merupakan anak perusahaan e-commerce JD.com sebagai salah satu e-commerce terbesar di Asia.
Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara, mengatakan keputusan perseroan menutup layanannya di Indonesia merupakan arahan dari induk perusahaan JD.com, Inc.
3. Fabelio (Funitur)
PT Kayu Raya Indonesia mengelola startup desain furniture dan interior Fabelio mengumumkan pailit.
Berdasarkan pengumuman yang berada di Koran Bisnis pada Senin (10/10/2022), PT Kayu Raya Indonesia atau Fabelio ditetapkan dalam keadaaan pailit. Hal ini berdasarkan putusan Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.47/Pdt.Sus-PKPU/2022/PN.Niaga.JKT.PST, tertanggal 5 Oktober 2022.
"Menyatakan debitor [PT Kayu Raya Indonesia] dalam keadaan pailit," tertulis dalam pengumuman kurator.
4. TaniHub (e-Grocery)
Perusahaan rintisan TaniHub atau PT Tani Hub Indonesia resmi menghentikan semua layanan B2C (Business to Consumers) sejak 1 Maret 2022.
Senior Corporate Communication Manager TaniHub Group Bhisma Adinaya menyebut perusahaannya telah menghentikan operasional warehouse di Bandung dan Bali. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan untuk mempertajam fokus dan meningkatkan pertumbuhan melalui kegiatan B2B (Business to Business).
"Dengan ditutupnya gudang tersebut, kami menghentikan juga seluruh kegiatan yang berkaitan dengan B2C [melayani konsumen perorangan atau rumah tangga] per tanggal 1 Maret 2022," ujarnya, Rabu (2/3/2022).
5. Stoqo (Kuliner)
Startup penyedia bahan baku bisnis kuliner Stoqo resmi menutup layanan mereka per akhir April 2020. Informasi ini disampaikan lewat pengumuman yang ada di situs resminya.
Menurut pengumumannya, tutupnya Stoqo dikarenakan keleseuan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang membuat pendapatan mereka turun drastis.
6. Qlapa (e-commerce)
Qlapa adalah platform e-commerce yang khusus menjual kerajinan tangan khas Indonesia, resmi menutup layanannya pada 4 Maret 2019 setelah 4 tahun beroperasi.
Pengumuman ini disampaikan manajemen Qlapa melalui website Qlapa dan media sosial instagram Qlapa, yang didirikan oleh Benny Fajarai dan Fransiskus Xaverius untuk memenuhi permintaan akan kerajinan lokal yang berkualitas.