Pembangunan BTS di Papua Tak Mudah, Faktor Keamanan hingga Penyanderaan

Crysania Suhartanto
Kamis, 28 Desember 2023 | 23:10 WIB
Government & Public Relation PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) Benyamin Sembiring/Bisnis.com-Crysania Suhartanto
Government & Public Relation PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) Benyamin Sembiring/Bisnis.com-Crysania Suhartanto
Bagikan

Bisnis.com, MELONGUANE - Government & Public Relation PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) Benyamin Sembiring menjadi saksi kunci ganasnya proses pembangunan base transceiver station (BTS) di pedalaman Papua.

Pria yang akrab disapa Ben ini merupakan satu dari empat pekerja PT IBS yang disandera oleh pihak yang melawan pemerintah RI, saat ingin meninjau lokasi penempatan BTS.

Ben bercerita, peristiwa tersebut terjadi saat dia dan tim baru turun dari pesawat. Total ada 6 orang. Tiga orang dari PT IBS, Kepala Dinas Komunikasi, Staf listrik, dan pemuda asal Borne. 

"Saya ke lokasi itu, bersama dengan Kepala Dinas Kemenkominfo. Jadi kita sudah ada jaminan, masyarakat minta dibangun, kita ke sana lagi untuk ngobrol lagi dengan masyarakat. Ya rupanya nasib berkata lain, karena mereka (yang bersebrangan dengan NKRI) kebetulan melintas," ujar Ben kepada wartawan, Kamis (28/12/2023).

Setelah itu, Ben mengatakan, ada 6 pasukan yang datang. Dua di antaranya menggunakan senjata. Mereka pun langsung mengeledah Ben dan tim. 

Sementara masyarakat setempat yang tadinya berkumpul juga langsung meninggalkan tersebut.

Padahal, Ben mengaku masyarakat setempat sebenarnya sudah menyetujui adanya pembangunan BTS. 

Namun, rasa takut pada kelompok anti Indonesia, jauh mengalahkan rasa keinginan mereka mendapatkan akses internet.

"Jadi karena mereka merasa terancam atau takut, mereka seolah-olah menolak. Karena mereka sama teman yang bersebrangan itu juga khawatir," ujar Ben.

Ben bercerita, setelah itu mereka dibawa ke suatu lapangan dengan jarak sekitar 100 meter dari lokasi pendaratan pesawat. Mereka pun disekap di sana.

Menurut Ben, tindakan ini dilakukan dikarenakan para pihak yang tidak ingin ada pembangunan di wilayah mereka. 

Namun, di tengah penyekapan, terjadi kejadian tak terduga. 

"Tiba-tiba saya dibacok. Saya udah nggak kerasa lagi, pikiran saya udah kemana-mana," ujar Ben.

Kemudian, lanjut Ben, dirinya lantas ditunjuk untuk mengambil uang sogokan sebesar Rp500 juta, bersama Kepala Dinas Kemenkominfo setempat.

Dengan telepon satelit, Ben kemudian memanggil kembali pesawat yang membawanya ke wilayah tersebut.

Hanya dalam hitungan jam, pesawat pun tiba.

Ben bercerita, saat itu tanpa menoleh belakang, dengan kondisi tangan berdarah-darah, dia pun segera masuk ke dalam pesawat.

Setibanya di Jayapura, Ben mendapatkan penanganan intensif dari rumah sakit setempat. Ben mengaku, atas kejadian tersebut dia mendapatkan pengobatan 14 jahitan.

Setelah itu, Ben mengaku tidak ikut campur terkait penyelamatan teman-temannya. 

Namun, Ben mengetahui para sandera lainnya baru dijemput sekitar 4 hari setelah penculikkan.

"Lalu, teman saya yang empat orang itu, itu sampai hari Senin baru dijemput di lokasi. Masalah bawa uang atau tidak, itu saya tidak tahu lagi," ujar Ben.

Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja meresmikan 4.988 unit base transceiver station (BTS) di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Kamis (28/12/2023).

Dengan demikian, hampir semua BTS yang sempat terkena skandal korupsi dan ditargetkan rampung pada 2024, sudah selesai dibangun. Berdasarkan informasi terbaru, ada 2 BTS lagi yang sudah rampung, sehingga total BTS yang sudah terbangun dan beroperasi ada sekitar 4.990 unit di seluruh Indonesia. 

Kendati demikian, masih ada 630 BTS yang mayoritas berada di Indonesia bagian timur akan diselesaikan menyusul, karena kondisi geopolitik setempat. 

Oleh karena itu, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kemenkominfo Fadhilah Mathar sudah memikirkan beragam upaya untuk mengatasi masalah pembangunan di wilayah tersebut.  

Mulai dari memastikan keamanan wilayah, menggandeng TNI, hingga memikirkan opsi lain untuk menghadirkan sinyal. Fadhilah juga mengatakan bisa saja nanti teknologi yang digunakan diganti menjadi satelit ataupun combat, karena pembangunan yang lebih mudah.

“Kami akan terus bangun. Itu bukan halangan bagi Bakti untuk tidak melakukan pembangunan di tersebut,” ujar Fadhilah.

Senada, dalam peresmian 2.988 BTS Bakti, Presiden Joko Widodo sudah meminta TNI dan Polisi RI (Polri) untuk turut mengamankan proses pengerjaan BTS di lokasi-lokasi tertentu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper