BTS Terbang Haps Softbank Avealto Punya Frekuensi, Siap Masuk ke RI?

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 26 Desember 2023 | 06:03 WIB
Ilustrasi operasional HAPS milik Softbank/website.Softbank
Ilustrasi operasional HAPS milik Softbank/website.Softbank
Bagikan

Tahun Ini

Selain Softbank, sebuah perusahaan teknologi yang bermarkas di Inggris, Avealto, tengah mengembangkan HAPS, yang diharapkan dapat beroperasi di Indonesia pada 2024. 

HAPS Avealto, yang disebut dengan wireless infrastructure platform (WIP), memiliki panjang sekitar 100 meter dan mampu mengangkut beban hingga 55 kilogram. WIP dapat mengudara dalam 3-5 bulan secara stabil. 

HAPS Avealto beroperasi secara menetap di stratosfer pada ketinggian 18 kilometer hingga 22 kilometer di atas permukaan bumi. Dengan ketinggian tersebut, Avealto meyakini bahwa aktivitasnya tidak akan penerbangan di Indonesia, yang rata-rata berada di ketinggian 9-11 kilometer.  

Avealto juga memproyeksikan balon udara yang berisi gas helium dan bergerak dengan tenaga surya itu, dapat memberikan layanan internet dengan cakupan 240 kilometer persegi untuk satu HAPS. Latensi yang dihadirkan akan jauh lebih rendah dari satelit, dengan kualitas internet yang lebih baik. 

Co-founder dan CEO Avealto Walter Anderson
Co-founder dan CEO Avealto Walter Anderson

Pada Oktober 2022, Co-founder dan CEO Avealto Walter Anderson, mengatakan rencananya HAPS Avealto akan diuji coba di Inggris pada awal 2023, yang meliputi uji coba perihal keamanan, sistem kendali, radio dan lain sebagainya.  

Setelah itu, Avealto berharap pada kuartal III/2023, HAPS Avealto dapat test flight, dengan menggunakan wahana yang lebih kecil, di Indonesia. Kemudian, pada 2024, HAPS sudah dapat dikomersialkan dengan Indonesia sebagai pasar pertama.  

“Besar HAPS untuk test flight adalah 17 meter, sedangkan untuk yang  komersial pada 2024 panjangnya 100 meter,” kata Walter kepada Bisnis di Jakarta. 

Avealto, lanjutnya, tidak akan menjual layanan mereka langsung ke masyarakat. Avealto akan bekerja sama dengan penyedia jasa internet, termasuk operator seluler, dalam memberikan layanan ke masyarakat.  

“Kami menjual layanan, tidak menjual perangkat HAPS. Kami yang akan mengoperasikan HAPS,” kata Walter. 

Dari sisi biaya kapasitas, kata Walter, akan lebih murah sekitar 30%-50% dibandingkan dengan membeli kapasitas satelit. Hal tersebut dapat terjadi karena biaya pembuatan HAPS lebih murah dari satelit. 

Jika pembuatan satelit dapat mencapai sekitar US$500 juta, HAPS jauh di bawah itu,  Walter belum dapat memberitahu biaya yang harus dikeluarkan untuk membangun HAPS.  

Sementara itu dari sisi keamanan, dia mengatakan bahwa HAPS Avealto terbuat dari bahan dan gas yang sangat ringan. 

HAPS juga akan jatuh dengan sangat lambat ke tanah. 

“Ini sangat aman bagi masyarakat yang ada di bawah. Kami akan memantau selalu HAPS kami sehingga dia tidak lepas kontrol,” kata Walter.

HAPS Softbank mampu terbang 25 kilomter dan menawarkan jangkauan layanan 200 kilometer per HAPS
HAPS Softbank mampu terbang 25 kilomter dan menawarkan jangkauan layanan 200 kilometer per HAPS
  

Keamanan 

 

Adapun dari sisi pemerintah, fokus pada dampak implementasi HAPS terhadap sistem atau layanan aeronautika/penerbangan.  Selain itu perlu studi mendalam juga untuk memastikan bahwa HAPS terbukti dapat terbang di ketinggian stratosfer untuk waktu yang lama 

Isu kritis yang dihadapi adalah keberadaan angin di stratosfer. Rata-rata kecepatan angin stratosfer minimum 30-40 m/s dan terjadi antara 65.000 dan 75 000 kaki tergantung pada garis lintang. 

Kemudian realibilitas Haps di udara juga dipertanyakan seberapa lama mereka mampu bertahan. Selama proses naik dan turun Haps, apakah terbilang aman dan tidak mengganggu penerbangan. 

Dari sisi spektrum, Kemenkominfo sempat menyampaikan bahwa sebagai jaringan backhaul pemerintah memiliki sejumlah spektrum yang dapat digunakan untuk HAPS antara lain 27.9-28.2 GHz, 31.0-31.3 GHz, 38-29.5 GHz, 47.2-47.5 GHz dan 47.9-48.2 GHz.  

Kemudian jika HAPS sebagai jaringan akses spektrum yang tersedia adalah 1885-1980 MHz, 2010-2025 MHz, dan 2110-2170 MHz. Kemenkominfo juga membuka diri seandainya Avealto ingin melakukan uji coba terlebih dahulu di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper