Banyak Konten Negatif di Medsos, Ini Strategi SnackVideo

Hafiyyan
Jumat, 8 Desember 2023 | 19:20 WIB
Logo SnacVideo/tangkapan layar Instagram
Logo SnacVideo/tangkapan layar Instagram
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Di Indonesia, penyebaran konten berbahaya dan negatif tergolong tinggi. Pada rentang waktu antara 17 Juli 2023 sampai 17 September 2023 saja, Kementerian Kominfo telah menangani sebanyak 200.216 konten negatif.

Merasa aman dan nyaman saat menggunakan media sosial merupakan hak semua orang. Sayangnya, ada begitu banyak konten berbahaya dan negatif yang beredar di media sosial sehingga memicu kekhawatiran banyak pihak.

SnackVideo Indonesia, sebagai platform media sosial yang berbasis video pendek, memegang komitmen berkelanjutan untuk menyediakan konten yang aman, menyenangkan, beragam, dan otentik bagi komunitasnya.

Untuk itu, SnackVideo Indonesia menjaga agar ekosistem komunitasnya menjadi tempat yang aman untuk berkembang dan memberdayakan kreativitas. Tak hanya bagi pengguna dan konten kreator, tapi juga bagi para pengiklan yang ingin mempromosikan bisnisnya di SnackVideo Indonesia.

SnackVideo Indonesia ingin menciptakan ekosistem yang tepat bagi semua brand untuk dapat terhubung dengan masyarakat melalui cara yang aman dan dapat dipercaya. SnackVideo Indonesia memahami bahwa setiap brand memiliki visi, misi, dan nilainya masing-masing, karena itu sangat penting bagi mereka untuk dapat mengontrol penayangan iklan mereka di SnackVideo Indonesia.

"Dengan demikian, iklan mereka tak hanya dilihat oleh target pasarnya, tapi juga sesuai dengan pesan dan nilai yang ingin disampaikan," kata Dina Bhirawa, Head of Marketing SnackVideo Indonesia, dalam siaran pers, Jumat (8/12/2023).

Untuk mengakomodasi kebutuhan tersebut, maka SnackVideo Indonesia menghadirkan Content Exclusions Solution pada November 2023. Fitur ini secara efektif membantu para brand untuk dapat mengontrol penayangan iklan mereka, sehingga dilakukan dengan pengaturan yang tepat dan dapat ditonton oleh target market dalam konteks yang tepat.

Dina Bhirawa, menyatakan Content Exclusions Solution memungkinkan brand untuk menyampaikan pesan dengan efektif dan efisien, karena setiap iklan ditayangkan dengan rencana yang baik, penuh makna, dan yang paling penting adalah dipercaya oleh para pengguna SnackVideo yang menontonnya.

"Untuk penerapannya, kami menggunakan teknologi canggih berupa machine learning seperti yang diterapkan oleh AI. Teknologi yang sama juga diterapkan oleh SnackVideo Indonesia untuk menemukan konten-konten berbahaya dan negatif sehingga bisa langsung segera ditangani,” imbuhnya.

Content Exclusions Solution dari SnackVideo Indonesia sejalan dengan standar-standar dari Global Alliance for Responsible Media (GARM), sebuah inisiatif yang dikeluarkan oleh World Federation of Advertisers (WFA). Lewat GARM, WFA ingin memastikan bahwa penayangan iklan secara daring, termasuk dalam semua platform media digital, dilakukan secara transparan, konsisten, dan terkendali dengan baik.

Ini berarti bahwa iklan tidak ditayangkan setelah atau sebelum, atau bersamaan dengan konten yang berbahaya atau negatif. Saat ini, GARM telah diterapkan oleh banyak perusahaan media di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper