Bisnis.com, SOLO - Sejak kepemilikannya diambil Elon Musk, pengguna Twitter dikabarkan turun sebanyak 38%.
Menurut laporan baru dari Axios, penggunaan Twitter (atau "X") telah menurun secara signifikan pada tahun pertama kepemilikan Elon Musk.
Menurut laporan, unduhan aplikasi ini telah turun sebesar 38% antara Oktober 2022 dan September 2023 secara global, sementara di AS saja mengalami penurunan sebesar 57%.
Bukan hanya itu, menurut laporan, penggunaannya juga menurun. Saat ini, jumlah pengguna aktif bulanan turun 14,8% secara global, dan 17,8% di AS, sementara rata-rata waktu yang dihabiskan dengan aplikasi juga menurun.
Jumlah pengguna yang berhenti menggunakan Twitter juga meningkat 30% dibandingkan tahun sebelumnya
Twitter masih berjuang
Meskipun angka-angka ini memberikan gambaran yang suram bagi Twitter, kemungkinan besar angka-angka tersebut tidak akan menjadi kejutan besar. Sebab ini efek dari kebijakan ekstrem yang diambil Musk sendiri.
Selama setahun terakhir, Elon Musk telah melakukan beberapa perubahan yang membuat pengguna lama platform ini frustrasi.
Yang pertama adalah perubahan pada centang biru, mengubahnya dari sistem verifikasi yang membantu mengidentifikasi selebriti, jurnalis, dan sumber resmi, menjadi tanda status yang dapat dibeli seharga $8 per bulan.
Para pengguna ini juga melihat balasan mereka ditempatkan di bagian atas setiap Tweet, sehingga memudahkan bot spam dan troll balasan untuk mengerumuni platform.
Informasi yang salah telah menyebar ke seluruh Twitter, dengan cepat merusak kekuatan situs tersebut sebagai sumber berita.
Akibatnya, pengiklan besar berbondong-bondong meninggalkan Twitter. Inilah yang membuat eksistensi Twitter terus menurun setiap waktunya.
Kini, Elon Musk punya PR besar untuk bisa mempertahankan pengguna Twitter agar mau kembali menggunakan media sosial tersebut.