Bisnis.com, JAKARTA – Elon Musk berambisi untuk menghapus blank spot atau titik tanpa koneksi internet di dunia melalui satelit Starlink. Seluruh smartphone atau perangkat IoT yang terhubung dengan seluler, pada waktunya juga akan terhubung dengan satelit orbit rendah miliknya.
Dalam Akun X.com @cb_doge, terlihat potongan video yang berisi pidato Elon Musk. Saat itu, Musk berbicara banyak hal tentang ambisinya termasuk soal internet starlink generasi kedua.
Internet Starlink generasi kedua dapat terkoneksi langsung dengan mobil Tesla. Artinya, jaringan internet Tesla nantinya memiliki dua jalur yaitu lewat sinyal seluler dari operator-operator dan juga langsung dari satelit.
Jika saat mengendarai mobil listrik memasuki kawasan zona mati pada sinyal seluler, Anda dapat menggunakan jaringan Starlink.
Elon Musk mengatakan satelit Starlink generasi kedua akan beroperasi pada 2024 dan akan mendukung zona mati di seluruh dunia untuk membantu kelangsungan Internet.
"Satelit Starlink akan dapat menyiarkan langsung ke ponsel Anda. Tidak akan ada zona mati di mana pun di dunia untuk ponsel Anda. Ini akan menyelamatkan hidup,” kata Musk, dikutip dari laman X, Minggu (15/10/2023).
Sekedar informasi, Starlink merupakan bagian dari perusahaan swasta Spaceflight SpaceX yang menyediakan konektivitas Internet murah ke lokasi terpencil.
Starlink merupakan konstelasi satelit pertama dan terbesar di dunia yang menggunakan orbit rendah Bumi untuk menyediakan akses Internet berkecepatan tinggi yang mampu mendukung aktivitas online.
SpaceX telah meluncurkan hingga 3.000 Starlink ke orbit Bumi. Pasalnya, satelit yang ada tidak akan bertugas menjalankan proyek ini, SpaceX diperkirakan akan meluncurkan Starlink versi kedua yang dijadwalkan diluncurkan tahun depan.
Starlink Versi kedua ini akan memiliki panjang tujuh meter dan berat 1,25 ton. Sementara itu, versi pendahulunya hanya mencapai 300 kg, namun nantinya ukuran Starlink akan jauh lebih berbobot.
Musk menambahkan Starlink versi kedua akan dilengkapi dengan antena khusus yang masing-masing lebarnya bisa mencapai 5 meter, dan akan menjadi antena tercanggih di dunia.
"Antena harus sangat canggih, karena mereka harus menangkap sinyal yang sangat tenang dari ponsel Anda. Dan bisa bayangkan, sinyal itu harus menempuh jarak 800 km dan kemudian ditangkap oleh satelit yang melaju 17.000 mil (27.350 km) per jam,” kata Musk.
Indonesia
Sementara itu di Indonesia, akses teknologi internet Starlink milik Elon Musk dikabarkan akan segera masuk ke Indonesia dan menghadirkan Internet murah di wilayah 3T yaitu daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mewajibkan satelit orbit rendah Starlink untuk menggunakan IP Address Indonesia saat beroperasi di Indonesia pada awal 2024.
Internet Protocol (IP) address adalah label numerik yang ditetapkan untuk setiap perangkat yang terhubung ke jaringan komputer yang menggunakan Protokol Internet untuk komunikasi. IP Address digunakan untuk mengirim dan menerima data melalui jaringan internet.
Setiap perangkat yang terhubung ke internet harus memiliki alamat IP yang unik. “Wajib pakai IP Address Indonesia,” tulis Budi dalam akun instagramnya @budiariesetiadi, dikutip Jumat (6/10/2023).
Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kemenkominfo Wayan Toni Supriyanto membenarkan bahwa Starlink berencana untuk memberikan layanan langsung ke pasar ritel. Kemenkominfo juga telah bertemu dengan salah satu perwakilan Starlink membahas hal tersebut.
Dalam pertemuan itu, kata Wayan, Kemenkominfo menekankan jika Starlink ingin memberi layanan langsung ke ritel maka Starlink harus mengurus nomor induk berusaha (NIB) terlebih dahulu yang diterbitkan oleh lembaga OSS.
Setelah itu, Starlink harus membangun network operations center (NOC), mengambil uji laik operasi (ULO) untuk layanan satelit Starlink, mengambil izin internet service provider (ISP) dan Network Acces Point (NAP), jaringan tetap tertutup satelit, dan izin komersial. Tanpa melakukan seluruh rangkaian itu, Starlink tidak diperbolehkan memberi layanan langsung ke ritel.
“Kalau sudah ada izin berarti dia harus bayar biaya hak penggunaan (BHP), dan bayar BHP frekuensi juga,” kata Wayan.
Wayan menambahkan Starlink juga dapat menempuh jalan yang diambil OneWeb, perusahaan satelit orbit rendah kompetitor Starlink, jika ingin memberi layanan ke ritel.
Dia menuturkan sejumlah rangkaian tersebut merupakan salah satu cara Kemenkominfo untuk menghadirkan lapangan persaingan bisnis yang setara antara OTT global Starlink dengan perusahaan telekomunikasi dalam negeri, yang berisiko bisnisnya terganggu oleh Starlink.
“Dia bisa bekerja sama, kalau tidak mau membangun sendiri seperti whosale Telkomsat, atau dia bisa membangun perusahaan di Indonesia. Jadi kalau nanti pelanggannya A, dia maunya itu komplain ke Amerika Serikat, jadi nanti pengaduan langsung ke sana dan pajak juga. Itu yang tidak boleh,” kata Wayan.
Akademisi Institute Teknologi Bandung (ITB) yang juga mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia periode 2015-2020, Agung Harsoyo mengatakan kewajiban yang sama dengan operator seluler bertujuan agar tercipta tingkat persaingan yang sama setara antara perusahaan telekomunikasi dalam negeri dengan Starlink.
“Agar tercipta equal playing field yang sama, Starlink harus mendapat beberapa kewajiban jika menjadi penyelenggara telekomunikasi,” kata Agung.
Sekadar informasi, The Wall Street Journal melaporkan bahwa layanan Starlink mencetak pendapatan sebesar US$1,4 miliar atau RpRp21,51 triliun pada 2022 atau naik 536 persen year on year/YoY. Nilai tersebut masih terbilang kecil dan tak sesuai dengan harapan Elon Musk pada 2015 ke investor.
Elon Musk memproyeksikan Starlink akan memperoleh laba operasional sebesar US$7 miliar pada 2022 dan akan menghasilkan pendapatan hampir US$12 miliar.
Dia mengatakan izin layanan internet Starlink tidak cukup hanya dengan negosiasi dan memiliki nomor induk izin berusaha saja, melainkan ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi. (Afaani Fajrianti)