Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan teknologi China Baidu, yang memiliki mesin pencarinya sendiri, baru merilis chatbot berbasis artificial intelligence (AI) produksi lokal pertama yang menjadi saingan chatbot terkenal milik OpenAI, ChatGPT.
Chatbot ini dinamai Ernie, yang memiliki akronim Enhanced Representation through Knowledge Integration, yang berarti peningkatan representasi melalui integrasi pengetahuan.
Melansir The Verge, Senin (4/9/2023), Ernie pada dasarnya mirip dengan ChatGPT, dengan kemampuan untuk menjawab berbagai topik pertanyaan pengguna atau membantu dalam membuat analisis pasar, menghasilkan slogan pemasaran, dan meringkas dokumen.
Layanan obrolan AI Baidu ini awalnya diluncurkan pada 16 Maret 2023 sebagai saingan ChatGPT pertama di China. Namun, Ernie baru tersedia untuk umum pada 30 Agustus kemarin. Meskipun tersedia secara global, pengguna memerlukan nomor telepon China untuk mendaftar dan masuk ke Ernie.
Dalam waktu 24 jam setelah peluncuran resminya, chatbot ini telah menarik 1 juta pengguna dan mengumpulkan lebih dari 33,4 juta pertanyaan dari pengguna.
Namun pemerintah China masih dalam proses mengatur industri AI generatif negaranya, sehingga ada beberapa batasan mengenai cara penggunaan Ernie Bot.
Pada Juli 2023, pemerintah China mengeluarkan peraturan sebelum mengizinkan publik mengakses model AI generatif, yang mencakup persyaratan bahwa perusahaan perlu mendapatkan izin administratif yang relevan. Namun, tidak ada penjelasan spesifik terkait izin yang dimaksud.
Untuk menggunakan Ernie Bot, pengguna harus membuat akun di Baidu dan mendapatkan lisensi penggunaan, yang mungkin memerlukan waktu hingga tiga bulan. Itu sebabnya banyak pengguna awal kini menjual akun Baidu bekas di platform e-commerce dengan harga hingga US$100 atau sekitar Rp1,5 juta.
Pada peluncuran pertamanya di bulan Mei, Ernie segera diserang dengan review dari majalah Amerika MIT Technology Review yang menyebut bot tidak memiliki kinerja spesial apapun dibandingkan dengan ChatGPT.
Diketahui setidaknya 8 chatbot AI generatif China adalah bagian dari kelompok aplikasi pertama yang disetujui untuk publik. Ini termasuk chatbot Doubao ByteDance yang dirilis pada 18 Agustus dan Zidong Taichu 2.0 dari Institute of Automation di Chinese Academy of Sciences. Namun, bot AI dari Alibaba, JD, iFLYTEK, dan 360 tidak termasuk dalam kelompok pertama ini.
Sejauh ini, lebih dari selusin chatbot China telah dirilis, dengan sebagian besar di antaranya menawarkan fitur serupa seperti ChatGPT dan bot AI Barat lainnya. Hampir semuanya dapat berkomunikasi dalam teks, menjawab pertanyaan, menyelesaikan soal matematika, menulis puisi, dan menulis kode pemrograman. (Lydia Tesaloni Mangunsong)