Tak Populer Lagi, ChatGPT Diramalkan Bangkrut pada 2024

Taufan Bara Mukti
Selasa, 22 Agustus 2023 | 11:15 WIB
Warga menunjukan aplikasi ChatGPT di Jakarta, Jumat (10/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Warga menunjukan aplikasi ChatGPT di Jakarta, Jumat (10/2/2023). Bisnis/Abdurachman
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Chatbot besutan OpenAI, ChatGPT, diprediksi akan mengalami kebangkrutan pada 2024.

ChatGPT sempat membuat kehebohan saat pertama kali dirilis pada 2022.

Chatbot dengan teknologi GPT-4 itu menggemparkan karena bisa menjawab pertanyaan dengan luwes selayaknya manusia.

Akan tetapi popularitas ChatGPT dikabarkan bakal segera berakhir. Penyebabnya antara lain karena profit perusahaan yang tak menutup biaya operasi.

Dikutip dari First Post, OpenAI harus merogoh kocek hingga US$700 ribu (Rp10 miliar) untuk biaya operasional harian ChatGPT.

Biaya sebesar itu belum termasuk dana untuk mengaktifkan produk Artificial Intelligence (AI) lain seperti GPT-4 dan Dall-E2.

OpenAI sempat mendapat suntikan dana dari Microsoft sebesar US$10 miliar, namun nominal itu belum mampu menutup biaya operasional ChatGPT yang selangit.

Pengguna aktif ChatGPT juga terus mengalami penurunan, berdasarkan laporan Analytics India Magazine.

Saat awal peluncurannya, ChatGPT mampu menarik 100 juta pengguna aktif dalam kurun waktu 2 bulan.

Kesuksesan instan ChatGPT membuat Google dan Microsoft mengembangkan teknologi serupa seperti Google Bard dan Microsoft Azure.

Namun per Juli 2023, pengguna aktif ChatGPT menurun hingga 12%. Jumlah pengguna ChatGPT menjadi 1,5 miliar setelah sempat menyentuh angka 1,7 miliar.

Jumlah itu hanya dihitung dari pengguna yang mengunjungi situs ChatGPT, bukan yang menggunakan API (Application Programming Interface) milik OpenAI.

API OpenAI itu juga menjadi penyebab mengapa ChatGPT cepat menurun popularitasnya. Sebab, banyak perusahaan yang memakai API tersebut untuk membuat chatbot tersendiri. Walhasil, ChatGPT pun mulai ditinggalkan.

Dari laporan yang sama menyebutkan bahwa OpenAI meraup keuntungan US$200 juta pada 2023. Namun, pengembangan ChatGPT merugikan perusahaan hingga US$540 juta.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper