Bisnis.com, JAKARTA - Modal ventura BUMN Merah Putih Fund (MPF) akan sangat selektif dalam memilih startup yang akan disuntikan dana. Bahkan, MPF membuka peluang untuk tidak berinvestasi pada tahun ini.
Chief Project Manager Officer Merah Putih Fund (MPF) Eddi Danusaputro mengatakan pada tahun ini Merah Putih Fund berpotensi hanya menggelontorkan dana untuk segelintir perusahaan startup. Bahkan, jika memang kondisi iklim pendanaan kurang optimal, terbuka peluang MPF tidak berinvestasi sama sekali.
“Itu pun [2 startup] estimasi ya. Bisa juga lebih dari dua atau bahkan nol,” ujar Eddi kepada Bisnis, Kamis (31/8/2023).
Menurut Eddi investasi ke startup dipengaruhi oleh kondisi global yang masih dilanda musim dingin teknologi, yang mana perusahaan rintisan sedang mengalami perlambatan kinerja akibat kondisi ekonomi pascapandemi.
Dengan demikian, Eddi mengatakan pihaknya harus realistis untuk tidak terlalu banyak investasi di 2023.
“Intinya [kami] tidak mau paksakan,” ujar Eddi.
Lebih lanjut, Eddi mengatakan sebelum melakukan pendanaan, MPF akan melakukan due diligence yang jauh lebih komprehensif dibandingkan sebelumnya.
Menurut Eddi, due diligence yang lebih dalam ini dikarenakan MPF tidak hanya memperhatikan jumlah investasi melainkan juga kualitas investasi.
Eddi menambahkan, hal ini pula yang memperlambat progress penyuntikan dana. Pada Juli 2023, Eddi sempat menyampaikan akan membidik sekitar 30 perusahaan rintisan. Jumlah tersebut nampaknya dipangkas dan dibuat lebih rasional dengan waktu yang tersisa.
“Tahun ini kan hanya tersisa 3-4 bulan. Sedangkan butuh waktu untuk due diligence dan lain-lain,” ujar Eddi
Sebagai informasi, due diligence atau uji tuntas adalah investigasi, audit, ataupun peninjauan ulang yang dilakukan oleh modal ventura untuk memastikan kinerja sebuah perusahaan, sebelum mereka menyuntikkan pendanaan.
Dengan demikian, menurut Eddi, hal yang akan dinilai dalam due diligence tersebut adalah peningkatan revenue, prospek untuk profit, dan strategi pencegahan masalah yang baik.
Lebih lanjut, Eddi mengakui memang sudah ada sejumlah nama yang diincar. Kendati demikian, Edii masih enggan untuk memberitahukan baik nama startup ataupun sektornya.
“Tidak bisa sebut nama startup,” ujar Eddi.