Indosat (ISAT) Bidik Korporasi Pertambangan, Mitigasi Risiko Kerugian Rp305 Juta per Hari

Leo Dwi Jatmiko
Minggu, 27 Agustus 2023 | 12:59 WIB
Karyawan beraktivitas di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di gerai PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indosat Tbk. membidik korporasi di sektor pertambangan dengan menghadirkan solusi terintegrasi dan total solusi, yang akan membantu perusahaan pertambangan terhindar dari risiko kerugian US$20.000 atau Rp305.960 (kurs: Rp15.298) per hari. 

VP Head of Product & Marketing Indosat Yudhi Hadiwibowo mengatakan korporasi yang beradai di daerah rural atau remote memiliki perhatian yang tinggi terhadap keselamatan dan keamanan. Alasannya, satu kecelakaan saja dapat merugikan bisnis perusahaan hingga Rp305 juta per hari karena harus menghentikan operasional di tempat kejadian kecelakaan dan sekitarnya.

Adapun per minggunya, jumlah kecelakaan di perusahaan di daerah rural seperti pertambangan misal, kata Yudhi, terkadang bisa mencapai 20 sampai 25 kali. 

“Operasional yang berhenti kerugiannya itu mencapai US$10.000 sampai US$20.000 per hari belum lagi kerugian nyawa,” kata Yudhi, Minggu (27/8/2023). 

Yudhi mengatakan oleh sebab itu perusahaan yang beroperasi di daerah rural ingin adanya dukungan teknologi untuk menekan angka kecelakaan. 

Namun, kata Yudhi, untuk menghadirkan solusi IT untuk korporasi di daerah rural bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangannya adalah terkait konektivitas. Sangat jarang konektivitas yang dapat mendukung hingga daerah pedalaman, yang membuat korporasi kesulitan dalam menatau aset dan pekerja. 

Tantangan lainnya adalah serangan siber. Perusahaan yang berada di rural seperti pertambangan, tak luput dari serangan siber. 

Untuk mengurai permasalahan tersebut, Indosat pun menghadirkan beberapa solusi. Indosat menawarkan cakupan konektivitas infrastruktur jaringan yang sudah 5G ready. 

Jaringan 5G dibutuhkan karena beberapa pelanggan korporasi Indosat ke depannya juga berencana untuk mengembangkan UAV (Unhuman Automatic Vehicle). Untuk mengoperasikan AUV dibutuhkan jaringan dengan latensi rendah agar responsif. 

“Jadi bayangkan kalau nanti yang melakukan ini bukan lagi orang, pengeboran dengan risiko tinggi, maka mereka ingin AUV. Dari sisi solusi kami punya 5G ready network,” kata Yudhi. 

Solusi lainnya yang dihadirkan Indosat adalah teknologi berbasis AI, AI sensor sehingga nanti ketika kendaraan perusahaan beroperasi di jalan, AI Sensor dapat mendeteksi risiko-risiko yang berpotensi merusak kendaraan tersebut sehingga kendaraan dapat terhindar dari kerusakan. 

“Kami juga mendukung radio trunking berbasis android. Kalau yang biasa, kelemahannya adalah menggunakan tower dengan frekuensi terbatas. Jadi monitoring dilakukan secara remore atau lokal. Kami tidak hanya tradisional, tetapi juga berbasis seluler,” kata Yudhi.

Selain itu, Indosat juga memiliki 

Yudhi menuturkan dengan solusi yang dihadirkan, sejauh ini Indosat mampu membantu ongkos operasional yang lebih efisien hingga 20-30 persen, dan membantu perusahaan mengansipasi potensi kerugian hingga US$20.000 per hari. 

Jumlah kecelakaan yang awalnya sekitar 20-25 kali per minggu, juga dapat ditekan 3 kali perminggu dengan mendeteksi lebih awal risiko bahaya sehingga dapat dimitigasi.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper