Indosat (ISAT) hingga XL Axiata (EXCL) Minta Harga Sewa Spektrum Diturunkan

Crysania Suhartanto
Kamis, 24 Agustus 2023 | 18:36 WIB
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Teknisi melakukan perawatan Base Transceiver Station (BTS) di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) di kawasan Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Selasa (30/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Operator seluler Indonesia, PT Indosat Tbk. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT XL Axiata Tbk. dan PT Smartfren Telecom Tbk. kompak meminta harga sewa yang lebih rendah untuk spektrum frekuensi.

Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Muhammad Buldansyah mengatakan biaya tahunan untuk spektrum yang masuk ke dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih tergolong mahal. 

Menurut Buldansyah, hal ini sebenarnya sudah diutarakan kepada pemerintah berkali-kali sejak beberapa tahun terakhir. Namun, Buldansyah mengakui permintaan ini belum kunjung ditindaklanjuti oleh pemerintah. 

“Dan mudah-mudahan dengan adanya menteri yang baru, kita bisa merealisasikan (penurunan harga spektrum) sesegera mungkin,” ujar Buldansyah dalam Detikcom Leader Forum, Kamis (24/8/2023).

Menurut Buldansyah, apabila pemerintah dapat menurunkan harga spektrum, hal itu akan membuat kemampuan operator dalam melayani masyarakat makin luas lagi. Dengan demikian, kemerataan sinyal di Indonesia dapat lebih mudah tercapai. 

Presiden Direktur dan CEO XL Axiata Dian Siswarini juga mengatakan permasalahan terkait PNBP harus lekas diselesaikan.

Dian mengatakan hal ini sangat penting, mengingat kedepannya dengan adanya jaringan 5G kebutuhan akan spektrum akan makin banyak. Alhasil, dana yang dikucurkan oleh operator juga akan makin meningkat. 

“Untuk 5G kebutuhannya akan jauh meningkat. Jadi kalau spektrum 5G struktur harganya masih sama dengan sekarang, barangkali tidak ada operator yang mampu untuk mengembangkan 5G,” ujar Dian.

Padahal, Dian mengetahui masyarakat Indonesia sudah mengharapkan penetrasi 5G di Tanah Air secepatnya.

Sementara itu, Direktur Sales Telkomsel Adiwinahyu B. Sigit menilai harga sewa spektrum yang ada selama terbilang relatif mahal. Biaya sewa tersebut pun berpotensi makin mahal, seiring dengan hadirnya spektrum baru ke depan. 

“Lahannya ini [spektrum] menjadi bagian yang sangat mahal untuk kita terus menerus jaga,” ujar Sigit. 

Sayangnya, ketiganya tidak menyampaikan nilai yang dibayarkan atas spektrum yang telah digunakan. Namun, jika melihat penggunaan spektrum frekuensi masing-masing, Telkomsel menjadi operator dengan jumlah spektrum terbesar, diikuti Indosat, XL Axiata dan Smartfren. 

Sekadar informasi, secara total, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah mengalokasikan 767 MHz khusus untuk seluler saja.

Telkomsel menggunakan spektrum frekuensi sebesar  72,5 MHz untuk uplink (upload), 72,5 MHz untuk downlink (download), dan 50 MHz untuk 5G NR. Total keseluruhan spektrum yang digunakan adalah 145 MHz+50 MHz. 

Sementara itu, Indosat mengoperasikan 67,5 MHz untuk uplink dan 67,5 mHz untuk downlink. Total, spektrum yang dimanfaatkan oleh ISAT adalah 135 MHz, dengan frekuensi 2,1 GHz dan 1,8 GHz digunakan untuk 4G LTE dan 5G NR. 

Adapun XL Axiata mengoperasikan 45 MHz untuk uplink dan 45 MHz untuk downlink, total ada 90 MHz, dengan pita frekuensi 1,9 GHz dan 2,1 GHz digunakan untuk 5G. 

Terakhir, Smartfren mengoperasikan 11 MHz untuk uplink dan 11 MHz untuk downlink di pita 800 MHz, dan 40 MHz di pita 2,3 GHz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper