Mastel: Nyawa 5G Adalah Spektrum Frekuensi

Crysania Suhartanto
Selasa, 8 Agustus 2023 | 21:15 WIB
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Ilustrasi teknologi 5G./REUTERS-Yves Herman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menggelar frekuensi spektrum mid band atau high band untuk 5G secepatnya, mengingat spektrum merupakan nyawa dari 5G. 

Dibutuhkan spektrum frekuensi sekitar 100 MHz untuk menggelar 5G yang optimal. Namun saat ini, paling besar operator seluler mengoperasikan 60 MHz dalam satu pita. 

Ketua Infrastruktur Nasional Mastel Sigit PW Jarot mengatakan dengan hadirnya spektrum, maka use case atau kasus pemanfaatan 5G akan hadir dan menyesuaikan serta menyesuaikan dengan spektrum frekuensi baru yang ada. . 

“Dalam banyak kajian, yang paling penting adalah spektrum. Nyawanya adalah di spektrum,” ujar Sigit dalam acara “Imagine Live 2023 - Unlock the Future of 5G dari Ericsson Indonesia, pada Selasa (8/8/2023).

Oleh karena itu, kata Sigit, keputusan pemerintah dalam menghadirkan 5G menjadi suatu hal yang krusial. Keputusan pemerintah dapat berdampak besar pada kesejahteraan atau pun kepuasan konsumen.

Belajar dari kasus 4G, kata Sigit, penambahan spektrum frekuensi 20 MHz saja dapat menarik 2 miliar manusia untuk beralih dari 3G ke 4G dalam 10 tahun.  

“Untuk 5G seperti apa kita belum tahu,” ujar Sigit. 

Di sisi lain, secara global, adopsi 5G sendiri sudah meningkatkan kecepatan internet 13-20 kali lipat secara global. Maka dari itu, Sigit menyatakan jika jaringan 5G diadopsi dengan jumlah serta frekuensi yang tepat, dampak yang ditimbulkan juga akan besar.

“Jadi ini sudah pasti kalau 5G ini diadopsi secara betul, secara tepat dengan cara yang tepat, frekuensinya jumlahnya juga tepat, itu rasanya dampaknya juga besar,” ujar Sigit.

Sebelumnya, Ericsson melaporkan terlepas dari tantangan geopolitik dan perlambatan ekonomi makro di beberapa pasar, penyedia layanan komunikasi di seluruh dunia terus berinvestasi dalam 5G, menurut Laporan Mobilitas Ericsson edisi Juni 2023.

Langganan 5G juga terus tumbuh dengan kuat di Asia Tenggara dan Oseania dan diperkirakan akan mencapai sekitar 430 juta pada akhir tahun 2028 dan akan menyumbang 34 persen dari semua langganan seluler di wilayah tersebut pada saat itu. 

Lalu lintas data seluler per smartphone diprediksi mencapai sekitar 54GB per bulan pada 2028, dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 24 persen. Secara total, lalu lintas data seluler diperkirakan tumbuh dari sekitar 13 EB per bulan pada tahun 2022 menjadi 55 EB per bulan pada tahun 2028, tumbuh dengan CAGR sebesar 27 persen.

Implementasi 5G diharapkan dapat mendorong peningkatan permintaan smartphone, dengan manfaat bagi operator telekomunikasi berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan negara. Namun, terlepas dari ekspektasi tersebut, pasar smartphone di Indonesia tetap lesu. 

Menurut laporan International Data Corporation (IDC) bertajuk "Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker", pengapalan smartphone di Indonesia pada kuartal pertama 2023 mencapai 7,9 juta unit, menandai penurunan 11,9 persen dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu.

Di sisi lain, penetrasi 5G di Indonesia semakin meluas. Data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyebutkan hingga tahun 2022 cakupan 5G telah menjangkau 49 kabupaten dan kota. 

Langganan 5G meningkat di setiap wilayah di seluruh dunia dan diperkirakan akan mencapai 1,5 miliar pada akhir 2023. Lalu lintas data jaringan seluler global terus tumbuh dengan penggunaan rata-rata global bulanan per ponsel cerdas yang diperkirakan melebihi 20 GB pada akhir tahun 2023.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper