Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak operator seluler untuk berbagai infrastruktur aktif dan pasif untuk menjaga pertumbuhan bisnis yang lebih berkelanjutan. Ajakan tersebut disambut positif oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).
Infrastruktur telekomunikasi pasif merupakan infrastruktur berupa serat optik, menara hingga base transceiver station (BTS). Ketika infrastruktur tersebut telah mendapat dukungan spektrum dan beroperasi normal, maka disebut sebagai infrastruktur aktif.
Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Ismail mengatakan industri telekomunikasi tengah mengalami banyak kontraksi.
Salah satu jalan untuk terus tumbuh secara berkelanjutan di tengah kondisi industri telekomunikasi yang menantang adalah dengan berkolaborasi terutama untuk sharing atau berbagi infrastruktur pasif dan aktif antar operator.
Dengan demikian, biaya pengembangan infrastruktur yang dikeluarkan akan cenderung lebih rendah.
“Maka itu Kemenkominfo buat, semua boleh sharing sekarang. Sharing pasif, sharing aktif, bahkan sharing spektrum. Ayo silahkan,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail dalam paparannya di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Sekadar informasi, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengungkapkan dalam dekade terakhir, jumlah operator seluler di Indonesia menurun dari sebelas menjadi hanya empat. Sayangnya, jumlah pemain yang berkurang tidak serta merta mendongkrak pangsa pendapatan.
Pada 2022, pendapatan operator hanya tumbuh sebesar 1,8 persen sampai 2 persen. Laba cenderung stagnan, meskipun ekonomi yang dijalankan melalui platform yang digunakan oleh pengguna internet tumbuh dengan pesat.
Permintaan kolaborasi dari Ismail disambut hangat oleh operator. Pada kesempatan tersebut, Direktur Sales PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Adiwinahyu B. Sigit mengatakan perseroan akan mempertimbangkan sharing infrastruktur tersebut.
Sigit mencontohkan salah satu lini bisnis Telkom Group, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel (MTEL) yang sudah lebih dahulu melakukan sharing infrastruktur.
“Jadi itu contoh yang kami pikir, ini menjadi hal yang terbuka buat kita. Bagi yang asetnya ada di kita, kita akan lihat, apa benefit dan negatifnya buat Telkomsel,” ujar Sigit.
Senada, Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) Merza Fachys juga mengatakan pihaknya sangat setuju terkait kolaborasi antar operator.
Menurutnya, justru hal ini merupakan kekuatan dari operator pada masa sekarang, yang mana saling bekerja sama untuk menuju satu tujuan yang sama.
“Ini merupakan satu kekuatan yang kita harus kembangkan lagi dan ke depannya, tidak ada kata tanpa kolaborasi yang bisa sukses,” ujar Merza.