Awas! Muncul FraudGPT, AI Mirip ChatGPT yang Terafiliasi Situs Penipuan

Redaksi
Selasa, 22 Agustus 2023 | 14:30 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) generatif semakin berkembang pesat. Kemunculan ChatGPT, chatbot yang sistem utamanya didorong AI, menjadi salah satu pertandanya. Namun, perkembangan AI generatif nyata membawa dampak yang beragam.

Ketenaran ChatGPT yang kini perlahan-lahan menjadi bagian dari keseharian masyarakat menimbulkan potensi bahaya. Kemunculan FraudGPT di forum Dark Web menjadi salah satu buktinya.

Melansir dari Marktechpost, Selasa (22/8/2023), FraudGPT merupakan bot AI yang dibuat khusus untuk aktivitas jahat, termasuk mengirim email spear phishing atau penipuan, mengembangkan alat cracking, melakukan carding, dan masih banyak lagi. Tool ini dapat dibeli di sejumlah pasar Dark Web dan aplikasi Telegram.

FraudGPT memiliki tampilan desktop yang sangat mirip dengan ChatGPT, dengan riwayat permintaan pengguna di sidebar sebelah kiri dan jendela obrolan memenuhi sebagian besar ruang layar. Untuk mendapatkan jawaban, pengguna hanya perlu memasukkan pertanyaannya ke dalam kotak yang tersedia dan menekan “Enter.”

Peneliti dari Netenrich, sebuah perusahaan manajemen layanan IT yang pertama kali menemukan keberadaan tool ini, menguji coba FraudGPT dengan permintaan email phishing tentang bank.

Langkah yang perlu dilakukan terbilang mudah, yakni cukup dengan memasukkan nama bank dalam format penyelidikan dan FraudGPT dapat menyelesaikan permintaan. Dalam jawaban yang diberikan, bot bahkan turut dijelaskan di mana tautan berbahaya dapat ditempatkan dalam teks email.

FraudGPT diketahui juga terafiliasi dengan situs penipuan yang secara aktif meminta informasi pribadi dari pengunjung.

Ketika diminta untuk menyebutkan sumber daya daring yang paling sering dikunjungi atau dieksploitasi, FraudGPT juga mampu menjawabnya. Jawaban itu berpotensi berguna bagi peretas untuk digunakan dalam merencanakan serangan di kemudian hari.

Grup Netenrich juga menemukan bahwa pemasok FraudGPT sebelumnya telah mengiklankan layanan peretasan untuk disewa. Mereka juga menghubungkan orang yang sama ke program analog bernama WormGPT.

Kehadiran FraudGPT menekankan pentingnya kewaspadaan pengguna dalam berinternet. Belum dapat dipastikan apakah tool ini telah diberdayakan untuk aksi kejahatan yang berbahaya.

Namun, FraudGPT dan program berbahaya serupa lainnya jelas dapat membantu peretas menghemat waktu. Email phishing dan halaman arahan dapat ditulis atau dikembangkan dalam hitungan detik.

Kemunculan tool berbahaya ini pertama kali disadari pada Juli 2023. FraudGPT dilengkapi dengan perlindungan dan pembatasan yang membuat ChatGPT tidak dapat menjawab pertanyaan yang bisa dijawab di bot ini.

FraudGPT diketahui menerima pembaruan setiap satu atau dua minggu dan menggunakan beberapa jenis AI yang berbeda. Namun, pengguna harus berlangganan untuk mengakses FraudGPT, yakni serharga US$200 atau sekitar Rp3 juta per bulan dan US$1.700 atau sekitar Rp26 juta per tahun. (Lydia Tesaloni Mangunsong)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper