Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Kerugian Akibat Kejahatan Siber di Dunia Tembus Rp129.643 Triliun

Statista memprediksi kerugian akibat kejahatan siber di dunia tembus US$8,44 triliun atau Rp129.643 Triliun.
Khadijah Shahnaz Fitra
Khadijah Shahnaz Fitra - Bisnis.com 12 Desember 2022  |  16:19 WIB
Kerugian Akibat Kejahatan Siber di Dunia Tembus Rp129.643 Triliun
Ilustrasi aktivitas di depan komputer. - REUTERS/Kacper Pempel

Bisnis.com, JAKARTA - Biaya kerugian akibat kejahatan siber (cybercrime) di seluruh dunia diproyesikan akan mencapai US$8,44 triliun atau sekitar Rp129.643 triliun (kurs Rp15.361/US$) pada 2022.

Berdasarkan estimasi dari Statista, dikutip Senin (12/12/2022), kerugian akibat kejahatan siber di dunia diperkirakan dapat mencapai US$8,44 triliun atau sekitar Rp129.643 triliun (kurs Rp15.361/US$) pada 2022. Angka tersebut naik menjadi 40,9 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar US$5,99 triliun.

Statista juga memproyeksikan kerugian dari kejahatan siber akan meningkat tiga kali menjadi menjadi US$23,82 triliun dalam lima tahun mendatang. Adapun, di Indonesia tercatat sebanyak 239,74 juta serangan siber terjadi sepanjang 2021.

Menurut Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), DKI Jakarta menjadi target utama serangan siber di Tanah Air. Jumlah serangan siber yang mengarah ke ibu kota tercatat sebanyak 49,04 juta kali pada 2021.

Posisinya disusul Aceh dengan 46,13 juta serangan siber pada tahun lalu. Kemudian, sebanyak 39,62 juta serangan siber ke Jawa Barat.

Ada pula serangan siber ke Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 22,4 juta kali dan 19,9 juta kali.

Beberapa contoh kejahatan siber yang marak terjadi di tengah-tengah masyarakat antara lain phising, spoofing, cracking, serangan ransomware, dan sebagainya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

kejahatan siber badan siber dan sandi nasional (BSSN)
Editor : Rio Sandy Pradana

Terpopuler

back to top To top