Bisnis.com, JAKARTA – Chip H100 keluaran Nvidia tengah menjadi incaran seluruh dunia. Sejumlah perusahaan teknologi besar hingga beberapa negara diketahui memasok chip seharga US$40.000 atau sekitar Rp611 juta per buah ini untuk keperluan pembangunan AI generatif.
Dilansir dari Quartz, Senin (21/8/2023), Microsoft dan Google, perusahaan mesin pencarian yang kini didorong dengan berbagai fitur kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), menjadi salah satu pelanggan terbesar chip H100 Nvidia. Kedua pabrikan server ini mengeklaim telah menunggu selama setengah tahun untuk menerima pesanan terbarunya.
Selain dua perusahaan besar itu, raksasa Timur Tengah Arab Saudi dan Uni Emirat Arab juga dilaporkan telah membeli ribuan chip yang pertama kali rilis tahun lalu itu untuk membangun aplikasi AI mereka sendiri.
Taipan Elon Musk turut mengomentari kelangkaan chip Nvidia. Perusahaan produsen mobil listrik Tesla milik Musk menghabiskan US$1 miliar atau sekitar Rp15 triliun untuk membangun superkomputer baru bernama Dojo. Menurut Musk, proyek Dojo dimulai karena Tesla tidak memiliki cukup chip yang juga disebut graphics processing unit (GPU) Nvidia ini.
"Terus terang... jika mereka dapat memberi kami cukup GPU, kami mungkin tidak membutuhkan Dojo," kata Musk kepada investor dan analis pada panggilan konferensi di bulan Juli.
Jika Tesla dapat menerima jumlah chip dari Nvidia yang diperlukan, chip tersebut nantinya dimasukkan ke komputer khusus yang akan melatih data video dalam jumlah besar, yang menurut Musk, diperlukan untuk sebagai solusi dari sejumlah masalah kemudi otomatis di produknya.
Chip H100 disesuaikan untuk AI generatif dan diketahui bekerja lebih cepat dari model sebelumnya. Semakin kuat chipnya, semakin cepat pengguna dapat memproses kueri.
Model bahasa besar atau large language model (LLM) dilatih pada sejumlah besar data untuk menghasilkan respons kompleks terhadap pertanyaan. Namun, mengintegrasikan LLM ke dalam aplikasi seperti mesin pencarian membutuhkan banyak daya komputasi, sehingga dibutuhkan chip yang kuat.
Permintaan akan chip AI berperforma tinggi menjadi rejeki nomplok bagi Nvidia, yang kini telah menguasai pasar. Di samping itu, Amazon dan Google berusaha untuk tidak membiarkan Nvidia berenang sendirian di kolam dengan turut mengeluarkan chip buatan mereka, Inferentia and Tranium milik Amazon serta Tensor Processing Unit (TPU) milik Google. (Lydia Tesaloni Mangunsong)