Kemenkominfo Tegaskan Satelit LEO Elon Musk dan OneWeb Bukan Ancaman Bagi Satria-1

Crysania Suhartanto
Minggu, 13 Agustus 2023 | 11:39 WIB
Suanasa nonton bareng peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria) 1 di Skyworld TMII, Jakarta, Senin (19/6/2023)/Kemkominfo
Suanasa nonton bareng peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria) 1 di Skyworld TMII, Jakarta, Senin (19/6/2023)/Kemkominfo
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan bahwa keberadaan satelit orbit rendah (LEO) tak mengancam Satelit Multifungsi Satria-1. Satelit LEO seperti Starlink milik Elon Musk, dan OneWeb, justru membuat akses internet makin merata. 

Dirjen Perangkat Pos dan Informatika Kemkominfo, Wayan Toni mengatakan hal ini dikarenakan wilayah geografis Indonesia yang berupa kepulauan, membutuhkan berbagai jenis transmisi komunikasi untuk bisa benar-benar memenuhi kebutuhan sinyal di seluruh Indonesia.

“Belum semuanya dapat dipenuhi suplainya oleh penyelenggara khususnya di area-area yang belum terjangkau layanan atau pun pilihan transmisi telekomunikasi terbatas,” ujar Wayan kepada Bisnis, pada Minggu (13/8/2023).

Menurut Wayan, satelit orbit rendah ini juga tidak akan mengancam keberadaan satelit dari Kemenkominfo, Satria-1 yang baru diluncurkan pada bulan lalu.

Wayan mengatakan Satria-1 difungsikan untuk melayani lembaga pemerintahan dan fasilitas publik. Selain institusi ataupun tempat tersebut, masih banyak wilayah yang membutuhkan layanan internet cepat.

“Sehingga masih terbuka peluang bagi penyelenggara telekomunikasi yang memanfaatkan satelit LEO dalam meyampaikan layanan ke daerah-daerah terpencil di mana pilihan transmisi telekomunikasi masih terbatas,” ujar Wayan.

Sebelumnya, rencana Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjajaki peluang kerja sama dengan satelit orbit bumi rendah (low earth orbit/LEO) Starlink menarik perhatian. Pasalnya, penjajakan tersebut dilakukan sesaat setelah Satelit Satria mengorbit. 

Kesuksesan Satria di Benua Afrika membuat Kemenkes lebih tertarik menggunakan Starlink ketimbang satelit terbesar di Asia, Satelit Satria-I.  Diketahui, di sela-sela kunjungan Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin ke Amerika Serikat, Budi bertemu dengan Elon Musk untuk membicarakan mengenai penyediaan akses internet di puskesmas yang terletak di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).  

Dari 10.000 lebih puskesmas di seluruh Indonesia, masih ada sekitar 2.200 Puskesmas dan 11.100 Puskesmas Pembantu yang belum memiliki akses internet. 

Namun menariknya, Kemenkes melakukan pembicaraan tersebut pada saat Indonesia telah memiliki Satelit Satria-1, yang salah satu tujuan keberadaannya adalah untuk menyuntikan akses internet ke puskesmas di 3T.  

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan bahwa alasan Kemenkes merapat dan menjajaki kerja sama dengan Elon Musk terkait pemanfaatan internet Starlink untuk puskemas-puskesman di 3T disebabkan oleh rekam jejak Starlink yang apik. 

“Karena kami mendapat info Starlink membantu sekolah di pedalaman di Afrika dengan akses internetnya,” ujar Siti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper