Bisnis.com, JAKARTA - PT Dwi Tunggal Putra (DTP) mengeklaim produk BuanterOne yang berbasis satelit orbit rendah (LEO) OneWeb, dapat menghadirkan internet dengan latensi rendah dan kecepatan tinggi.
Layanan ini diyakini dapat menggantikan peran serat optik di daerah teresterial.
CEO DTP Michael Alifen mengatakan OneWeb BuanterOne memiliki latensi 70 milidetik dengan kecepatan maksimum 195 mbps, yang tidak hanya dapat menghadirkan internet cepat juga mendukung masyarakat dalam bermain gim tanpa putus.
“Jadi aplikasi-aplikasi yang sensitif dengan delay, seperti main gim (game), itu dapat lewat koneksi satelit, tidak harus dengan latensi terestrial atau fiber,” ujar Michael dalam sela-sela acara peluncuran BuanterOne, Kamis (10/8/2023).
Michael menekankan meski memiliki kualitas internet yang mumpuni, BuanterOner tidak akan menjadi pesaing fixed broadband. Keduanya memiliki harga layanan yang berbeda, yang sayangnya tidak diungkapkan oleh Michael.
“Karena memang untuk satelit memang lebih mahal karena investasinya jauh lebih tinggi. Karena itu pengembangannnya harus di daerah remote,” ujar Michael.
Selain itu, Michael juga mengungkapkan bahwa kecepatan yang dihadirkan tidak akan melulu 195 mbps, melainkan akan sesuai dengan terminal dan user terminal yang dipilih.
Adapun makin kecil kecepatan akan menggunakan flat panel yang lebih kecil. “Jadi tergantung pada user terminal yang akan dipakai,” ujar Michael.
Sebagai informasi, PT Dwi Tunggal Putra (DTP) dan OneWeb meresmikan satelit orbit rendah (LEO) BuanterOne, pada Rabu (10/8/2023).
Adapun BuanterOne yang merupakan bagian dari OneWeb ini memiliki 634 satelit di dunia dan 18 satelit di antaranya melaju di atas Indonesia setiap detiknya.
Model bisnis dari BuanterOne adalah business to business (B2B) yang berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Menurut Michael, industri yang akan disasar BuanterOne adalah pertambangan, telekomunikasi, perkebunan, dan maritim.