Telkomsel Hati-Hati Ekspansi 5G, Jaga Stabilitas Keuangan

Crysania Suhartanto
Rabu, 2 Agustus 2023 | 20:22 WIB
Karyawan melayani pelanggan di GraPARI Telkomsel Central Park Mall, Jakarta, Senin (20/12/2021). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan melayani pelanggan di GraPARI Telkomsel Central Park Mall, Jakarta, Senin (20/12/2021). Bisnis/Suselo Jati
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fitch Solution Group, lembaga pemeringkat kredit asal Inggris, menyampaikan bahwa kehati-hatian PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dalam menggelar 5G akan membantu perusahaan dalam menjaga kestabilan keuangan. 

Dalam laporannya terbaru, yang berjudul BMI Country Risk & Industry Research, disebutkan bahwa Telkomsel saat ini sedang memprioritaskan stabilisasi pendapatan dan pengurangan utang sebelum melakukan investasi yang lebih mahal.

“Kami mengharapkan penerapan [5G] yang hati-hati untuk memperkuat kesehatan keuangan operator,” tulis dalam laporan tersebut, dikutip Rabu (2/8/2023). 

Berdasarkan data yang dihimpun Telkomsel sangat selektif dalam memilih lokasi penggelaran 5G. Telkomsel hanya membangun 5G di wilayah dengan rerata pendapatan per pelanggan sebesar Rp200.000 dan penetrasi perangkat mencapai 75%.

Langkah ini diperkirakan diambil Telkomsel karena perlambatan pengembalian investasi pada penyebaran 5G baru di seluruh negeri. 

Ini bisa sebagian besar dikaitkan juga dengan biaya penempatan yang tinggi karena geografi Indonesia yang kompleks. Sementara itu, selera konsumen untuk tumbuh cepat data telah memberikan tekanan ke bawah pada ARPU, yang menghasilkan pembiayaan investasi infrastruktur menantang bagi operator. 

“Sebaliknya, Telkomsel yang mendaftarkan ARPU campuran seluler senilai Rp40.000 pada kuartal I/2023, telah secara historis menikmati tingkat pendapatan yang lebih kuat dibandingkan dengan pesaing XL Axiata dan IOH berkat jaringan selulernya yang kuat,”. 

Di sisi lain, kehati-hatian Telkomsel ini berpotensi memperlambat transisi Indonesia ke jaringan 5G, mengingat Telkomsel merupakan salah satu pemimpin pasar operator seluler di Indonesia.

Kemenkominfo pernah menargetkan Indonesia sudah masuk ke jaringan 5G pada 2024 atau 2025. Selain itu, sudah pernah juga diluncurkan Omnibus Law pada November 2020 yang secara signifikan mendorong pembangunan infrastruktur 5G di Indonesia. 

Fitch memperkirakan akibat pasar seluler Indonesia yang menghindari risiko, berpotensi mendorong ambisi 5G ke 2026 atau bahkan 2027, dari yang awalnya 2024-2025. 

Untuk menjaga peluncuran 5G pada lintasan yang stabil, regulator dan entitas yang terkait dengan pemerintah dapat memperkuat infrastruktur yang ada insentif pembangunan untuk mendorong operator menuju konektivitas nasional.

Telkomsel mengoperasikan 420 Base Transceiver Station (BTS) 5G pada semester I/2023 atau tumbuh 118 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 193 BTS 5G. 

Secara unit, jumlah BTS 5G Telkomsel bertambah 227 unit dalam setahun yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Sementara itu jika dihitung secara kuartalan atau dibandingkan dengan kuartal I/2023, jumlah BTS 5G Telkomsel bertambah 132 BTS.

Dalam laporan Info Memo, Telkomsel menyampaikan bahwa perusahaan melanjutkan strateginya dalam meningkatkan kasus penggunaan penyebaran 5G secara selektif melalui pendekatan berbasis permintaan untuk B2C dan B2B dengan kemitraan di sektor manufaktur dan infrastruktur. 

Telkomsel juga hadir untuk mendukung sektor pendidikan dan berpartisipasi dalam acara nasional. 

“Telkomsel memperluas layanan 5G dengan komitmen untuk mendorong perkembangan ekosistem digital Indonesia dan terus menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan teknologi untuk memperluas pengembangan roadmap teknologi Fixed Wireless Access (FWA) berbasis 5G di Indonesia,” tulis dalam Info Memo Telkom, dikutip Senin (31/7/2023).

Sementara itu Vice President Corporate Communications Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan bahwa perusahaan memiliki beberapa parameter sebelum memutuskan penggelaran 5G di suatu wilayah. 

“Apakah wilayah tersebut masuk wilayah yang memberikan kontribusi pendapatan yang tinggi bagi telkomsel, dengan rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) di atas Rp200.000. Penetrasi device lebih dari 75 persen sudah pasti kami bangun 5G di sana,” kata Saki. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper