X, Proyek Sentimental Elon Musk dari Bank Online hingga Media Sosial
Sejarah Elon Musk dan X
Elon Musk dan X memang punya kisah yang panjang. Diketahui Musk pernah membentuk startup bank online bernama X.com di Palo Alto, California, Amerika Serikat (AS) pada 1999.
Ide membuat X.com muncul ketika Elon Musk magang di Pinnacle Research pada 1995. Dia menyampaikan gagasan tentang transisi perbankan menuju sistem online yang pada saat itu sulit untuk diterima.
Dibantu sokongan dari perusahaan saudaranya Kimbal Reeve Musk, Zip2, yang dibeli Compaq, Elon Musk kemudian mewujudkan startup bank online impiannya yang bernama X.com.
Musk juga menggelontorkan modal sebesar US$12 juta untuk membangun perusahaannya tersebut. Dalam perjalanannya, Musk mencari orang-orang andal di bidangnya untuk mengembangkan X.com.
Ia kemudian mengajak serta Ed Ho, insinyur yang memahami pemrograman dan manajemen tim. Kemudian ada Harris Fricker dan Christopher Payne yang berpengalaman di perbankan.
X.com menuai kesuksesan tak lama setelah diluncurkan. Banyak yang menilai terobosan Musk ini revolusioner dan lebih efisien karena berbeda dengan bank konvensional yang relatif lebih rumit prosesnya.
Bahkan Musk sempat membuat gebrakan yakni transaksi keuangan hanya dengan memasukkan alamat email di X.com.
X.com kemudian bersaing dengan Confinity, startup yang juga berbasis transaksi keuangan melalui web dan email. Produk Confinity yang banyak menyita perhatian adalah PayPal.
Pada Maret 200, X.com resmi merger dengan Confinity. Musk menjadi pemegang saham terbesar sekaligus CEO dalam perusahaan itu.
Sayangnya mulai ditemukan ketidaksinkronan sejak saat itu. Musk disebut lebih mengunggulkan nama X.com saat bawahannya lebih menyukai PayPal.
Puncaknya terjadi ketika tim Confinity yang dipimpin Max Levchin dan Peter Thiel menginginkan perubahan ke perangkat lunak sistem terbuka seperti Linux. Di sisi lain Musk bersikeras memakai Microsoft.
Akibat dari perselisihan itu Thiel mengundurkan diri dan Levchin juga mengancam angkat kaki.
Sekira enam bulan sejak merger X.com dan Confinity, Elon Musk yang sedang bulan madu di Australia harus mengalami kudeta sadis pada September 2000.
Dewan perusahaan X.com menyuarakan pergantian CEO dari Elon Musk ke Peter Thiel dan keputusan tersebut disetujui.
Musk harus menerima perannya digeser sebagai penasihat perusahaan dan nama X.com diganti menjadi PayPal pada 2001.
Setahun berselang, PayPal dibeli oleh eBay seharga US$1,5 miliar dan Musk pun angkat kaki dari perusahaan tersebut.
Domain X.com yang telah terbengkalai sejak 2001 karena berganti nama kembali jadi PayPal, akhirnya dibeli oleh Elon Musk pada 5 Juli 2017.
Musk menyebut keputusannya membeli domain website tersebut karena "memiliki nilai sentimental yang besar" buatnya.
Sejak saat itu X.com digunakan Musk untuk mengarahkan konsumen ke lini bisnisnya yang lain.
Misalnya, pada medio 2017-2018 X.com diarahkan ke The Boring Company yang merupakan perusahaan infrastruktur milik Musk.
X dan Twitter
Elon Musk tak pernah benar-benar mengubur mimpinya bersama X. Terbukti, dia turut menyinggung X saat resmi mengakuisisi Twitter tahun lalu.
"Membeli Twitter adalah akselerasi untuk membuat X, aplikasi untuk segalanya," tulis Elon Musk dalam akun Twitter pribadinya pada 5 Oktober 2022.
Dan benar saja, tak sampai setahun setelah cuitannya tersebut, Musk mengganti nama dan logo Twitter menjadi X.
Musk mengungkapkan bakal melakukan rebranding layanan jejaring sosial Twitter yang dikenal luas sebagai X.
Selain itu ia membuat website X.com--yang tadinya dipakai untuk mengarahkan konsumen ke perusahaan lain Musk--kini redirect ke Twitter.
CEO Twitter Linda Yaccarino menyebut bahwa Musk ingin menyediakan apapun yang dibutuhkan pengguna melalui X.
"Sama sekali tidak ada batasan untuk transformasi ini. X akan menjadi platform yang dapat memberikan, yah….semuanya," tulis Linda Yaccarino.