Bisnis.com, JAKARTA - Siasat Elon Musk untuk mengubah logo dan nama Twitter menjadi 'X' disinyalir sebagai upaya menjaring pengguna baru ke dalam media sosial itu.
Direktur Riset di Forrester, Mike Proulx menyatakan langkah tersebut bukan hanya mengganti logo ikonik. Namun, aksi tersebut dapat membuat pengguna lama menjadi terasingkan.
Hal ini dikarenakan dengan pergantian nama dan logo, media sosial ini seakan memiliki identitas yang berbeda.
"Di satu sisi, Anda dapat berargumen bahwa dia akan menyingkirkan merek ikonik. Di sisi lain, dia menandakan ini adalah hari baru untuk apa yang dulunya Twitter dan bahwa perusahaan sedang menuju ke arah yang berbeda dengan basis pengguna yang berbeda,” ujar Mike dikutip dari Reuters pada Senin (24/7/2023).
Diduga, tindakan penggantian logo dan nama ini merupakan tindak lanjut dari berkurangnya pasokan iklan.
Mengutip Bisnis pada Minggu (16/7/2023), salah satu orang terkaya di dunia itu sempat mencuit terkait pendapatan iklan Twitter yang masih sepi.
Diketahui, jualan iklan Twitter sudah menurun sekitar 50 persen padahal perusahaan berlogo biru ini memiliki beban utang yang banyak.
Alhasil, Elon menyatakan arus kas Twitter masih negatif dan dia akan melakukan sejumlah pembaharuan untuk mendapat arus kas positif.
“Perlu mencapai arus kas positif sebelum kita memiliki kemewahan untuk hal yang lain,” cuit Elon pada Minggu (16/7/2023).
Minggu sore, CEO baru Twitter, Linda Yaccarino, dalam cuitannya mengatakan tindakan besar yang akan ditempuh Twitter merupakan hal langka yang akan terjadi dalam hidupnya dan juga dalam bisnis.
Pasalnya, Twitter yang telah memiliki reputasi besar harus berganti identitas baru.
"Ini adalah hal yang sangat langka. Anda mendapatkan kesempatan kedua untuk membuat kesan besar lainnya. Twitter membuat satu kesan besar dan mengubah cara kita berkomunikasi. Sekarang, X akan melangkah lebih jauh, mengubah tatanan global," ungkapnya.