Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menduga 34 juta data paspor yang dibocorkan hacker Bjorka pekan lalu adalah data tahun 2020.
"Ada kemiripan [data yang diduga bocor dengan data asli] dan data dimaksud kemungkinan data paspor tahun 2020," kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong kepada Bisnis, Senin (10/7/2023).
Meski begitu, Usman menegaskan hingga saat ini pihaknya masih menunggu audit dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengenai penyebab terjadinya dugaan kebocoran data tersebut.
"Untuk penyebab kami masih menunggu audit BSSN," tegasnya.
Kemenkominfo sebelumnya telah menerima informasi dugaan kebocoran data imigrasi pada 5 Juli 2023. Setelah itu, tim investigasi segera diturunkan untuk melakukan penanganan.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel A. Pangerapan menyatakan investigasi awal telah dilakukan oleh Tim Investigasi Perlindungan Data Pribadi baik dari website yang menawarkan data itu maupun informasi dari masyarakat.
Hasilnya, Kemenkominfo menemukan fakta adanya kemiripan dengan data paspor.
“Berdasarkan hasil sampling memang terdapat kemiripan namun belum dapat dipastikan. Dari detil diduga diterbitkan sebelum perubahan peraturan paspor menjadi 10 tahun, karena masa berlakunya terlihat hanya 5 tahun,” ucap lelaki yang akrab disapa Semmy.
Adapun terkait penyebab terjadinya dugaan kebocoran data itu, dia mengaku akan memanggil pihak Imigrasi untuk melakukan klarifikasi dan pencocokan data. Proses ini dilakukan bersama dengan BSSN.
“Untuk itu kami akan meminta bantuan dari BSSN untuk bersama-sama melakukan investigasi terkait bagaimana dan apa penyebabnya,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI Silmy Karim menyampaikan bahwa berdasarkan data biometrik yaitu sidik jari dan wajah, data WNI pemegang paspor dalam kondisi aman dan tidak ada kebocoran data imigrasi pada 2023.
"Hasil penyelidikan sementara menunjukkan tidak ada data biometrik paspor RI yang bocor. Data biometrik paspor serta data dukung permohonan paspor semua aman,” kata Silmy dalam keterangan tertulis, pada Minggu (09/07/2023).
Dia menjelaskan bahwa data yang diduga bocor itu yakni data teks. Struktur datanya bukanlah data yang digunakan oleh Ditjen Imigrasi saat ini.