Bisnis.com, BANYUASIN — Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin menyoroti tentang maraknya kasus kebocoran data oleh aksi peretasan oknum tak bertanggung jawab.
Wapres Ke-13 RI itu menilai meskipun isu kebocoran data telah menjadi isu global yang menyerang di banyak negara, tetapi menurutnya sebaiknya berbagai antisipasi telah siap untuk minimalisir potensi tersebut, salah satunya dengan memahami sektor-sektor yang seringkali mengalami masalah.
“Ya, kita sebenernya sudah melakukan antisipasi tentang masalah kebocoran itu. Oleh karena itu, kita akan coba nanti teliti di mana penyebab [kebocoran data] itu,” katannya kepada wartawan di Pondok Pesantren Muqimus Sunnah, Banyuasin, Jumat (7/7/2023).
Lebih lanjut, dia pun mengimbau agar semua instansi terkait serta pemangku kepentingan melakukan pengamanan dalam menghindari kemungkinan kembali terjadinya kebocoran data di Indonesia.
“Apalagi, saya kira kebijakan pemerintah juga sudah ada. Jadi, ketika ada terjadi kebocoran maka telusuri dari mana sumber kebocoran itu,” tandas Ma’ruf.
Sementara itu, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) masih memvalidasi keabsahan 34 juta data paspor yang diduga bocor oleh peretas yang menamakan diri Bjorka.
Juru bicara BSSN Ariandi Putra mengatakan pihaknya telah membentuk tim yang terdiri atas tim BSSN bersama dengan tim teknis Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) untuk memvalidasi dan investigasi dugaan kebocoran data tersebut.
"Hingga saat ini tim teknis BSSN bersama dengan tim teknis Kemenkumham sedang melakukan asistensi penanganan insiden, validasi dan investigasi atas dugaan insiden kebocoran data paspor WNI tersebut," katanya kepada Bisnis, Jumat (7/7/2023).
Dia menyampaikan bahwa pihak BSSN bersama Kemenkumham telah melakukan langkah mitigasi risiko terkait keamanan data.
Ariandi juga mengimbau kepada seluruh Penyelenggara Sistem Elektronik, Pengendali Data Pribadi, dan Subjek Data Pribadi untuk meningkatkan keamanan data pribadi dan sistem elektronik yang dioperasikan.
"BSSN bersama Kemenkumham melakukan langkah-langkah mitigasi risiko untuk memastikan keamanan data dan layanan sistem berjalan dengan normal," tambahnya.
Bocornya data paspor WNI tersebut ramai dibicarakan publik setelah adanya unggahan dari Teguh Aprianto yang merupakan seorang cybersecurity di Twitternya pada Rabu (5/7/2023).
Informasi data paspor yang diduga bocor itu berisikan data sebesar 4 GB dengan total data sebanyak 34,9 juta, yang dirilis oleh Bjorka dalam blognya.
Data paspor yang bocor terdiri datas nama, nomor paspor, tanggal kadaluarsa paspor, tanggal lahir, jenis kelamin, hingga tanggal paspor dikeluarkan oleh pihak imigrasi.
Selain itu, informasi itu menyatakan bahwa data yang bocor tersebut dijual US$10.000 atau setara Rp150 juta.
“Buat yang sudah punya paspor, selamat karena 34 juta paspor baru saja dibocorkan dan diperjualbelikan," katanya di akun Twitter @secgron.