_1667981273.jpg)
Bisnis.com, JAKARTA – Twitter kini mewajibkan pengguna untuk membuat akun atau login dengan akun Twitter untuk melihat tweet atau profil pengguna lainnya.
Ketika pengguna yang tidak terdaftar mengakses tweet atau profil pengguna terdaftar, Twitter akan tersebut meminta mereka untuk masuk atau mendaftar akun baru.
Namun, pengguna masih dapat melihat tweet yang muncul di pencarian Google atau disematkan di situs lain.
Dilansir Bloomberg pada Sabtu (1/7/2023), pemilik twitter Elon Musk mengatakan keputusan ini merupakan langkah darurat yang bersifat sementara untuk mencegah orang-orang yang mengorek data tweet dari Twitter.
"Kami mendapati ada banyak data yang dijarah sehingga menurunkan layanan untuk pengguna normal!" ungkap Elon Musk di akun Twitternya (@elonmusk), Jumat (30/6).
Twitter telah lama mengandalkan aksesibilitas cuitannya di seluruh web untuk mendorong minat terhadap situs ini, misalnya, melalui pengguna yang mengirimkan tweet ke teman atau kontak yang tidak memiliki akun.
| Baca Juga Twitter Luncurkan Strategi Revitalisasi Bisnis Fokus pada Video, Kreator, Kemitraan Perdagangan |
|---|
Musk telah melakukan serangkaian perubahan produk sejak ia mengambil alih perusahaan yang berbasis di San Francisco tahun lalu.
Pada bulan Maret, Twitter mulai mengenakan biaya untuk akses ke antarmuka pemrograman aplikasi atau application programming interface (API). API Twitter digunakan oleh aplikasi pihak ketiga yang populer seperti Tweetbot, selain oleh para peneliti akademis.
Saat ini Twitter mengenakan biaya kepada pelanggan sebesar US$42.000 per bulan untuk mengakses hanya 1 persen tweet.
Pada bulan April, Musk untuk sementara menonaktifkan fitur like, reply, dan retweet jika sebuah tweet memiliki tautan ke platform buletin Substack. Setelah mendapat banyak keluhan, Musk kemudian mengembalikan fitur tersebut.
