Banyak Startup Unikorn Kelebihan Modal dan Tak Efisien, Ini Sebabnya

Khadijah Shahnaz Fitra
Kamis, 11 Mei 2023 | 14:31 WIB
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi Startup. Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan yang bervaluasi diatas US$1 miliar atau Rp14,8 triliun disebut sebagai unikorn. Menariknya, saat ini banyak unikorn yang mengalami kelebihan modal.

Berdasarkan laporan dari CB Insights dan dataindonesia.id, dikutip Kamis (11/5/2023), banyak unikorn di dunia yang kelebihan modal dan tak efisien menggunakannya. Hal itu menyebabkan mereka kesulitan untuk mendongkrak valuasi lebih lanjut.

Menurut CB Insights, persoalan tersebut terjadi karena banyak unikorn yang kini berusaha mengumpulkan dana secara cepat demi memperoleh valuasi US$1 miliar. Hal ini dilakukan investor dengan memberikan modal secara signifikan atau dikenal sebagai fenomena foie gras.

Kondisi ini terlihat dari data 263 unikorn dengan dana tepat US$1 miliar. Dari jumlah tersebut, hanya 1 dari 10 yang menggalang dana kurang dari US$100 juta.

Meski demikian, besarnya arus modal tersebut tak lantas membuat unikorn bisa mendorong valuasi lebih tinggi. Alih-alih, data menunjukkan bahwa mereka malah mengalami inefisiensi modal.

Berdasarkan data CB Insights, median pendanaan ekuitas yang diterima unikorn di dunia sebesar US$343 juta, sementara median valuasinya sebesar US$1,6 miliar.

Dengan demikian, rasio valuasi dibandingkan pendanaan unikorn di dunia sebesar 4,67 kali. Angka tersebut mengalami penurunan dibandingkan 5 tahun sebelumnya yang sebesar 6,9 kali.

Sebagai catatan, rasio yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat mencetak valuasi lebih besar dari dana yang dikumpulkan. Ini kerap dimaknai bahwa perusahaan efisien dalam mengelola modalnya.

Melewati kuartal I/2023, tech winter masih membayangi startup-startup di dunia. Hal ini pun terlihat perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$1 miliar atau unikorn baru di dunia hanya bertambah 13 unit pada kuartal I/2023. 

Berdasarkan data dari CB Insights, Rabu (26/4/2023), pada kuartal I/2023, kemunculan startup berstatus unikorn hanya ada 13, sedangkan pada kuartal lalu, startup berstatus unikorn hanya 19 atau turun 31,6 persen quarter-to- quarter (qtq).

Adapun, jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu adanya penurunan hingga 89,7 persen, sebelumnya unikorn pada kuartal I/2022 sebanyak 126 startup. 

CB Insights pun melihat penurunan jumlah unikorn ini mulai terjadi pada kuartal III/2021 atau di tengah - tengah terjadinya pandemi Covid-19. Menariknya, pada kuartal sebelumnya, yaitu kuartal II/2021, merupakan kuartal dengan jumlah unikorn terbanyak, yaitu 148 startup. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper