Bisnis.com, JAKARTA-Perusahaan modal ventura, East Ventures menilai bisnis e-grocery yang kerap digeluti beberapa perusahaan rintisan memiliki margin keuntungan yang sedikit atau tipis.
Co Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, hal paling tidak mudah untuk bisnis e-grocery adalah unit ekonominya. Hal ini dikarenakan margin yang dihasilkan kecil dan biasanya startup yang melakukan bisnis ini tidak memiliki keuntungan.
Belum lagi adanya biaya pengiriman yang tergolong mahal dan barang fast moving (FMCG product) dinilai keuntungan tiap bertransaksi kecil.
"Dan barang yang fast moving itu untungnya kecil dan setiap transaksi minus," ujar Wilson kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (9/5/2023)
Dia pun menjelaskan semua bisnis memiliki risiko masing-masing. Modal ventura yang aktif memberikan pendanaan ini pun melihat adanya tren pendanaan terhadap e-grocery beberapa waktu lalu. Dari situlah East Ventures ikut memberikan pendanaan ke startup Bananas.
"Kami pun melakukan pendanaan ke Bananas. Bananas pun melaporkan bahwa nggak untung," jelasnya
Bananas merupakan startup quick commerce atau e-grocery yang mengumumkan akan menutup layanan dan pivoting ke bisnis baru.
Berdasarkan laman instagram Bananas, startup yang telah beroperasi sejak Januari 2022 tersebut tidak melihat bisnis e-grocery akan berkembang dan dengan dukungan dari investor, Bananas akan memanfaatkan sisa dana yang ada untuk membuat bisnis baru.
Dilansir dari Tech in Asia dan Dealstreet, pivoting tersebut pun berdampak kepada 36 karyawan Bananas.
"Kami akan menghentikan operasi e-grocery kami setelah kami menjual sisa persediaan produk berkualitas tinggi kami dengan diskon yang signifikan. Kami bekerja dengan jaringan teman dan kolega industri kami untuk menempatkan talenta terbaik kami yang terkena dampak untuk memastikan mereka mendarat dengan lancar selama transisi ini," ujar Bananas dikutip pada Sabtu (15/10/2022).
Startup ini pun resmi diperkenalkan ke publik saat aplikasinya tersedia pada minggu ketiga Januari 2022. Pada Februari 2022, Bananas mendapatkan pendanaan awal sebesar US$1,5 juta atau setara Rp21,5 miliar yang dipimpin East Ventures dan bergabung dengan SMDV, ARISE, MDI Ventures serta beberapa angel investor.
Wilson pun menekankan dalam memberikan pendanaan pastinya selalu ada risiko.
"By default di Silicon Valley, investasi 10 yang sukses cuma 1. Di East Ventures lebih beruntung ada 7 yang berhasil, pasti ada kegagalan itu wajar," tutupnya.