Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa e-commerce di Indonesia mulai mengenakan biaya jasa aplikasi, baik Tokopedia maupun Shopee. Berbeda dengan Lazada, e-commerce grup Alibaba, yang hingga saat ini belum mengenakan biaya jasa aplikasi di Indonesia.
Direktur Eksekutif Lazada Indonesia Ferry Kusnowo mengatakan saat ini fokus Lazada adalah mengembangkan bisnis e-commerce secara menyeluruh hingga dapat tumbuh secara berkelanjutan di Indonesia. Adapun untuk rencana ke depannya mengenakan biaya aplikasi, Lazada saat ini masih melakukan adaptasi di Indonesia.
"Sebagai bagian dari ekosistem ekonomi digital, kami akan terus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan industri yang dinamis," ujar Ferry kepada Bisnis.com, Rabu (3/5/2023).
Adapun saat ini Lazada tidak mengenakan biaya jasa atau pembayaran kepada pengguna, Namun pada penjual adanya biaya jasa atau administrasi. Sama seperti Lazada, Bukalapak juga tidak mengenakan biaya jasa kepada pengguna, melainkan terhadap penjual.
Sedangkan Blibli, startup e-commerce milik Grup Djarum ini mengenakan biaya penanganan jika pembeli menggunakan metode pembayaran Cash On Delivery (COD) atau bayar di tempat dan juga menggunakan pembayaran dengan kartu kredit dengan cicilan 0 persen tenor 6, 9, 12, 18 atau 24 bulan.
Saat ini hanya Tokopedia dan Shopee yang mengenakan biaya jasa aplikasi. Shopee menarik biaya layanan atau jasa aplikasi sebesar Rp1.000 untuk setiap transaksi.
Sementara Tokopedia, baru saja menaikan biaya jasa aplikasi, dari sebelumnya Rp1.000 menjadi Rp 2.000 sampai dengan Rp3.000. Sebelumnya pun, induk perusahaan GoTo menargetkan dapat mencapai profitabilitas akhir 2023.
Head of Corporate Affairs Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya mengatakan alasan naiknya biaya aplikasi ini merupakan penyesuaian ini merupakan kebijakan perusahaan demi memberikan dampak positif secara jangka panjang.
"Meski kami tidak dapat menyampaikan rencana bisnis ke depan, yang dapat kami sampaikan adalah penyesuaian ini merupakan kebijakan perusahaan demi memberikan dampak positif secara jangka panjang," ujar Ekhel kepada Bisnis, Rabu (3/5/2023).