Bisnis.com, JAKARTA - PT Smartfren Telecom Tbk melakukan penambahan kapasitas untuk memperluas cakupan layanan. Pada tahun ini, eperusahaan akan menambah 3.000 base transceiver station (BTS).
VP Network Operations Smartfren Agus Rohmat mengatakan saat ini mayoritas pelanggan Smartfren berada di Pulau Jawa, dengan Jawa Tengah sebagai basis utama pelanggan perusahaan, diikuti Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Di daerah dengan jumlah pelanggan yang padat di Pulau Jawa, Smartfren akan menambah kapasitas jaringan agar layanan perseroan tetap optimal.
“Hampir 70 persen pelanggan kami di Pulau Jawa. Basis pelanggan kami memang terbesar di Jawa Tengah. Kami memiliki pelanggan setia di sana,” kata Agus kepada Bisnis, Kamis (13/4/2023).
Meski banyak memiliki pelanggan loyal di Pulau Jawa, kata Agus, perseroan juga akan melakukan ekspansi dengan masuk ke daerah baru di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sekitar 50 persen dari rencana penggelaran jaringan baru, difokuskan di luar Pulau Jawa. Smartfren melihat adanya peluang pertumbuhan di luar Pulau Jawa.
“Kami pun melihat area potensial yang besar di sana dan kami akan ekspansi,” kata Agus.
Agus menuturkan dalam membuka jaringan baru ke suatu daerah, perusahaan memiliki perhitungan yang kompleks agar investasi yang digelontorkan dapat memberikan pengembalian yang optimal.
Smartfren akan melihat jumlah populasi, potensi ekonomi dan pangsa pasar di suatu daerah sebelum memutuskan untuk gelar jaringan di sana. Smartfren juga akan melakukan pemetaan penduduk di sana, khususnya populasi generasi milenial.
“Profiling pelanggan kami adalah milenial, jika daerah tersebut masuk [perhitungan Smartfren], baru kami masuk ke sana,” kata Agus.
Tidak hanya itu, kata Agus, perseroan juga akan terus memacu fiberisasi untuk mempersiapkan diri menyambut era 5G. Teknologi super cepat itu membutuhkan kapasitas besar yang hanya dapat dipenuhi melalui infrastruktur serat optik atau jaringan fiber optik.
Fiberisasi pada tahun ini akan difokuskan pada daerah-daerah yang memiliki trafik data yang tinggi, dengan target 50 persen fiberisasi.
“Pada kuartal I/2023 sekitar 40 persen site kami sudah fiber, meningkat signifikan hampir 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Paling banyak fiberisasi di Jawa,” kata Agus.
Smartfren berharap saat 5G telah memiliki alokasi spektrum khusus, dan ekosistem 5G sudah makin matang, fiberisasi Smartfren telah mencapai 70 persen.