Bisnis.com, JAKARTA - Benua Afrika mengalami pergeseran lempeng tektonik di Ethiopia yang terbelah menjadi dua benua.
Pergeseran antar lempeng tektonik ini terjadi sejak Afrika Timur mengalami retakan sepanjang 35 mil di gurun Ethiopia tahun 2005.
Retakan besar yang terjadi di Afrika Timur ini akan menjadi dua yang menghasilkan samudra baru yang muncul diantara dua daratan.
Terbelahnya dua benua itu akibat pergeseran antar lempeng tektonik yang berlangsung di East African Rift (EARS) yang membentang ribuan kilometer di beberapa negara Afrika termasuk Ethiopia, Kenya, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Rwanda, Burundi, Zambia, Tanzania, Malawi dan Mozambik.
Dikutip melalui msn.com sistem kertakan ini berarti bahwa lempeng Afrika terbelah menjadi dua yaitu, lempeng tektonik Somalia dan lempeng tektonik Nubia yang lebih besar akan secara efektif membelah dua benua besar menjadi dua.
Hal ini merupakan sebuah fenomena yang belum diamati selama ratusan juta tahun ketika Amerika Selatan dan Afrika terbelah menjadi benua yang berbeda pada tahun 2004.
“Teluk Aden dan Laut Merah akan membanjiri wilayah Afar dan Lembah Celah Afrika Timur dan menjadi samudra baru, dan bagian Afrika Timur akan menjadi benua kecilnya sendiri yang terpisah” ucap Ken Macdonald, ahli geofisika kelautan dan profesor emeritus di University of California.
Pada tahun 2018 terjadi keretakan yang muncul di Kenya yang ramai dan banyak yang mengklaim bahwa ini merupakan bukti Afrika terbelah menjadi dua secara nyata. Namun bukti nyata ini menjadikan perpecahan besar yang terjadi di Afrika.
Dilansir melalui IFL Science bahwa keretakan ini terlokalisasi dari aktivitas lembah yang biasa. EARS telah berada dalam proses ini sekitar 25 juta tahun yang lalu dan keretakan yang terjadi di Kenya merupakan suatu tanda tidak langsung yang terjadi di benua itu.
Namun, dalam 5 juta hingga 10 juta tahun lagi, perubahan itu menghasilkan dunia yang tampak sedikit berbeda dan cenderung membentuk samudra baru antara lempeng Somalia dan Lempeng Nubia.
Benua Afrika akan kehilangan bahu timurnya dan lautan luasnya akan memotong Afrika Timur.
Meski terlihat menyeramkan, perlu diingat bahwa permukaan bumi terus berubah dan menjadi perubahan yang sangat lambat sehingga pengalaman manusia tidak dapat menjelaskannya terkait kejadian tersebut.
Munculnya daratan dan laut yang dapat dilihat dari Eurasia, Amerika, Afrika, Antartika dan Oseania merupakan hasil dari lempeng-lempeng tektonik besar yang menyatu.
Namun, lambat-laun potongan lempengan-lempengan ini bergerak dalam skala waktu jutaan tahun.
Perpecahan yang dialami bumi sekitar 138 juta tahun yang lalu ketika Amerika Serikat dan Afrika terbagi menjadi dua dan menghasilkan pantai barat Afrika dan pantai timur Amerika Selatan yang dulunya merupakan lempengan-lempengan indah menyoroti benua yang digabungkan menjadi satu.
Hal ini lepas nya Afrika timur dari satu benua Afrika nantinya akan menjadi halaman lain dalam buku geologis raksasa mengenai perubahan yang terjadi di bumi ini meskipun belum tentu penduduk bumi dapat menyaksikannya.