Bisnis.com, SOLO - Tren belanja melalui platform quick commerce terus mengalami peningkatan setiap harinya.
Setidaknya pengiriman barang dalam durasi singkat antara 15-30 menit terlaksana, mengingat pergerakan pasar yang begitu berkembang.
Tak heran jika quick commerce menjadi favorit pebelanja. Statista memprediksi, revenue dari segmen quick commerce akan mencapai US$2,28 miliar pada tahun ini dan penggunanya diprediksi mencapai 23,8 juta orang pada 2027.
“Kami melihat pasar quick commerce di Indonesia terus menikmati pertumbuhan positif. Pada akhirnya, quick commerce adalah evolusi perdagangan online. Masyarakat Indonesia akan terus memanfaatkan quick commerce,” tutur Evan Januli, VP Brand & Marketing, Astro, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Jumat (24/3/2023).
Astro adalah pemain pertama di quick commerce dan menjadi salah satu pemain besar.
Evan mengatakan kunci keberhasilannya adalah konsisten dalam memenuhi janji pengiriman yang cepat, kualitas produk, dan respons yang cepat dari tim customer experience.
“Orang Indonesia terus memiliki harapan yang semakin besar terhadap barang dan jasa, termasuk kecepatan pengiriman dan kualitas produk,” ucap Evan.
Namun yang patut disadari yakni bisnis quick commerce makin jadi incaran pelaku penipuan.
Dari hasil identifikasi SHIELD, perusahaan risk intelligence terkemuka, penipuan yang terjadi di quick commerce antara lain pemalsuan GPS oleh pengendara untuk mendapatkan insentif pengiriman tepat waktu; penggunaan akun-akun palsu maupun akun robot (bot) untuk mendapatkan hadiah promosi; dan penyalahgunaan referral oleh akun palsu atau bot untuk mendapatkan reward sebagai pengguna baru.
Evan mengatakan Astro pun tak bebas dari kasus-kasus seperti itu. Itu sebabnya Astro memanfaatkan solusi Device Intelligence dari SHIELD untuk mencegah terjadinya penipuan sebelum memberikan dampak negatif kepada pelanggan dan bisnis mereka.
Astro juga menggunakan SHIELD ID untuk mengindentifikasi perangkat yang digunakan untuk membuat akun palsu.
Teknologi SHIELD ini memungkinkan Astro mendeteksi perilaku mencurigakan atau penggunaan aplikasi dan tools yang terkait dengan aktivitas penipuan.
“Secara keseluruhan, kemitraan kami telah membantu kami memenuhi dan melampaui komitmen pengiriman kami, memperkuat posisi kami sebagai platform pengiriman bahan makanan paling tepercaya untuk masyarakat Indonesia,” lanjut Evan.
Direktur SHIELD Ong Imanuel Handjaja mengatakan bahwa teknologi SHIELD dapat mengidentifikasi perangkat, pengguna, dan akun asli yang bisa dipercaya oleh perusahaan.
Perilaku mencurigakan bisa dideteksi ketika satu perangkat mencoba mengakses beberapa akun atau beberapa perangkat terhubung ke satu akun.
Solusi SHIELD juga bisa mengidentifikasi momen ketika tools atau aplikasi, seperti app cloners dan emulator, diaktifkan pada satu perangkat, sehingga perangkat itu bisa terus dipantau meski belum menunjukkan aktivitas mencurigakan.
“Dan kami bisa melakukan semua itu tanpa meminta informasi data pribadi pengguna, yang artinya privasi pengguna bisa tetap terjaga,” kata Ong Imanuel.
Ong mengatakan solusi SHIELD yang industry agnostic itu bisa digunakan oleh mobile app dari perusahaan startup sampai dengan enterprise berskala global.
Tak hanya ASTRO, teknologi SHIELD sudah dimanfaatkan oleh perusahaan ride hailing sampai perdagangan seperti Nanovest, Ralali.com, dan Treasury.id.