Bisnis.com, JAKARTA - CEO OpenAI Sam Altman mengaku dirinya merasa "sedikit takut" dengan kreasi ChatGPT yang dirinya buat.
Pasalnya, di samping teknologi itu bisa membuat pekerjaan makin efisien. Kecanggihan teknologi itu juga bisa "menghilangkan" banyak pekerjaan.
Altman sendiri adalah investor dan pengusaha Amerika yang berbasis di San Francisco, salah satu pendiri Hydrazine Capital, mantan presiden Y Combinator, pendiri dan mantan CEO Loopt, dan salah satu pendiri OpenAI.
"Alasan AI ini dikembangkan seharusnya untuk meningkatkan kehidupan kita dan keuntungannya, ini akan menjadi teknologi terbesar yang pernah dikembangkan umat manusia," katanya dilansir dari ABC News, Senin (20/3/2023).
Pria berusia 37 tahun itu mengatakan, dia terus melakukan "kontak rutin" dengan pejabat pemerintah dan mengatakan regulator dan masyarakat harus terlibat dengan peluncuran ChatGPT untuk menghindari efek yang buruk terhadap masa depan manusia.
"Kita harus hati-hati. Saya rasa orang-orang harusnya senang bahwa kita sedikit takut akan hal ini," kata Altman, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (20/3/2023).
Bagi Altman, dengan banyaknya umpan balik, dirasa mampu membantu mengekang hasil negatif apa pun dari penggunaannya yang meluas.
Terbukti, pada Februari 2023 lalu, Altman mengunggah serangkaian tweet, di mana dunia bisnis akan makin bergantung dengan kecerdasan buatan.
"Saya sangat khawatir model ini bisa digunakan untuk disinformasi skala besar. Kini setelah mereka menjadi lebih baik dalam menuliskan kode komputer, AI dapat digunakan untuk serangan siber ofensif," sambungnya.
Kekhawatiran ini dirinya lontarkan, bersamaan dengan peluncuran GPT-4, model ChatGPT yang lebih canggih dan lebih kreatif daripada versi sebelumnya. Ini hanya tersedia untuk pengguna yang membayar langganan Plus-nya.
Bahkan, banyak yang mengakui, versi terbarunya ini mampu memproses permintaan gambar, dikatakan lebih akurat daripada versi lain, dan pengguna dapat melakukan percakapan yang lebih panjang dengannya.
Melansir dari situs OpenAI, modelnya akan jauh lebih kuat dari GPT-3.5.
Sehingga, ini memungkinkan AI dapat memahami dan berbicara lebih banyak tentang gambar, dan membuat teks delapan kali lebih banyak daripada pendahulunya yang populer. OpenAI seri terbaru ini juga bisa digunakan sebagai alat pengajaran bagi siswa.
Tak hanya itu, GPT-4 bahkan mampu mendapat skor 5 pada beberapa ujian AP dan ace ujian bar "simulasi", mencetak skor di antara "10 persen peserta ujian teratas" pada ujian.
Tetapi, Altman menyebutkan bahwa AI hanya bekerja di bawah arahan atau masukan dari manusia.
“Mereka masih harus menunggu seseorang untuk memberikan masukan. Ini adalah alat yang sangat dikendalikan oleh manusia,” ujar Altman.