Bisnis.com, JAKARTA - BPJS Ketenagakerjaan mengeklaim tengah melakukan investigasi terkait adanya dugaan kebocoran data 19 juta pengguna oleh hacker Bjorka.
"Hai Sahabat. Kami sedang melakukan koordinasi dan investigasi terkait kebenaran informasi adanya peretasan data, bersamaan dengan itu kami juga melakukan peningkatan keamanan sistem teknologi informasi sebagai tindakan preventif," tulis akun resmi @BPJSTKinfo dikutip Selasa (14/3/2023).
Adapun hacker Bjorka kembali muncul dengan membocorkan data dari BPJS Ketenagakerjaan. Dia mengeklaim memiliki 19 juta data yang dijual dengan harga Rp153 juta.
Dikutip dari forum Breached.vc, Bjorka membagikan belasan juta data yang disebut milik pengguna BPJS Ketenagakerjaan itu pada Minggu (12/3/2023).
Dalam postingannya, hacker yang sering kali menggegerkan publik itu membocorkan 100.000 sampel data yang dapat diunduh gratis.
Selanjutnya, untuk keseluruhan data tersebut dijual dengan harga US$10.000 atau sekitar Rp153.870.000 dalam bentuk Bitcoin.
"BPJS Ketenagakerjaan adalah layanan pemerintah yang menyediakan jaminan kesejahteraan pekerja. Tugasnya memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja Indonesia, baik tenaga kerja formal maupun informal," tulis Bjorka dalam bahasa Inggris.
Adapun data yang disebarkan meliputi nama, email, Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat kerja dan lain-lain dengan total jumlah mencapai 19.564.922 data.
Sebagai pengingat, tahun lalu Bjorka juga kerap mengejutkan publik dengan membocorkan data dari berbagai instansi dan pejabat Tanah Air.
Bjorka mengeklaim punya 3,2 miliar data pengguna dari aplikasi PeduliLindungi, 44 juta data yang diklaim milik MyPertamina, hingga mengaku punya 1,3 miliar data registrasi kartu SIM dengan kapasitas 87GB.
Dia juga sempat membagikan data pribadi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dan selebritas Deddy Corbuzier.