Bisnis.com, SINGAPURA - Tencent Cloud dinobatkan oleh Frost & Sullivan sebagai penyedia komputasi awan (cloud) pilihan bagi industri media.
Carmen Zhu, Research Director Frost & Sullivan dalam paparan Asia-Pacific (APAC) Media Service Market Report 2022, menyebutkan Tencent Cloud menjadi pilihan 33,4 persen perusahaan media dan entertainment dalam mengakselerasi perjalanan digital perusahaannya
"Jumlah responden adalah 60 perusahaan," kata Carmen di Singapura, Selasa (21/3/2023).
Survei dilakukan di sembilan kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia. Cakupan yang dievaluasi melingkupi kapabilitas aplikasi, layanan, dan infrastruktur. Cakupannya meliputi luasnya industri yang dilayani serta pengalaman penyedia, kualitas infrastruktur yang dimiliki penyedia termasuk aspek lingkungan. Survei memasukkan mengukur sumber energi, integrasi, serta saluran distribusi penyedia.
"Tencent Cloud menduduki peringkat pertama di kapabilitas aplikasi serta layanan, dan berada pada tingkatan utama dalam level ekologi yang dimiliki," ulasnya.
Lanskap bisnis komputasi awan (cloud) Asia Pasifik./Sumber: Research Frost & Sullivan.
Menurutnya, layanan end-to-end yang dimiliki Tencent Cloud membantu pelanggan meningkatkan efisiensi biaya operasional perusahaan, menaikkan penggunaan, dan mengurangi hambatan teknis.
Selain Tencent Cloud, para pemain utama bisnis komputasi awan yang ditemukan dalam survei adalah Alibaba Cloud, Amazon Web Services (AWS), Google Cloud dan Azure.
Pada kelompok penantang, terdapat Huawei Cloud, Agora, Baidu Ai Cloud, Twilio Cloud, Volcano Engine milik ByteDance, Zego, dan Avaya.
Survei kemudian menempatkan Mux, Brightcove dan Sendbird sebagai penyelenggara cloud dengan fokus segmen tertentu.
Objek dalam penelitian ini terdiri dari media dan entertainment pengguna cloud dengan skala bisnis hingga US$5 juta sebanyak 5 persen, skala bisnis US$5,1 juta hingga US$10 juta (7 persen), skala bisnis dengan nilai US$10,1 juta hingga US$50 juta sebanyak 13 persen.
Selanjutnya, responden memiliki bisnis dengan nilai US$50,1 juta hingga US$100 juta (13 persen), US$100,1 juta hingga US$500 juta (20 persen), dan di atas US$500,1 juta (42 persen).
Sedangkan asal negaranya yakni China (30 persen), Asia Selatan (20 persen), Asia Tenggara (20 persen), dan selebihnya dari Jepang dan Korea Selatan.