Batu Meteor Seberat 7,7 Kilogram Ditemukan di Antartica

Mia Chitra Dinisari
Senin, 6 Februari 2023 | 15:11 WIB
kilatan cahaya yang tampak di langit Yogyakarta adalah pijaran meteor, yang merupakan meteor sporadis./Instagram @aryo.akise
kilatan cahaya yang tampak di langit Yogyakarta adalah pijaran meteor, yang merupakan meteor sporadis./Instagram @aryo.akise
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Meteorit ditemukan di antartika  pada awal Januari 2023 lalu.

Diprediksi, meteorit itu tidak jatuh ke Bumi baru-baru ini, sebaliknya, batuan luar angkasa kemungkinan besar terkubur di dalam es selama ribuan tahun dan muncul kembali hanya setelah adanya gerakan gletser.

Karena meteorit terlindung dari presipitasi, angin, dan udara di bawah es, mereka masih utuh sempurna, menurut para peneliti.

"Benda-benda itu berasal dari sabuk asteroid [terletak di antara orbit Mars dan Jupiter] dan mungkin jatuh ke dalam es biru Antartika beberapa puluh ribu tahun yang lalu," ilmuwan ekspedisi Ryoga Maeda seorang mahasiswa doktoral di Free University of Brussels dilansir dari Livescience.

Biasanya, para ilmuwan harus menjelajahi lapisan es dengan harapan menemukan meteorit.

Namun para peneliti dapat mempersempit pencarian mereka berkat sebuah penelitian yang diterbitkan pada 26 Januari 2022, dalam jurnal Science Advances, yang menggunakan data satelit dan sejenis kecerdasan buatan yang disebut pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari Antartika tempat gugusan meteorit lebih mungkin dibawa ke permukaan. Di salah satu titik panas itulah meteorit yang baru ditemukan ditemukan.

Pemimpin ekspedisi ilmuwan Vinciane Debaille, ahli geokimia di Free University of Brussels mengatakan sampel meteorit yang dikumpulkan selama ekspedisi telah dikirim ke Institut Ilmu Pengetahuan Alam Kerajaan Belgia di Brussel untuk dicairkan dan dianalisis dengan benar.

Tetapi setiap ilmuwan ekspedisi juga mengambil kembali sampel debu meteorit potensial, yang mereka kumpulkan dari sekitar batuan luar angkasa yang jatuh. untuk penelitian mereka sendiri.

Ekspedisi tersebut berusaha mencari salah satu potensi hotspot meteorit yang disorot oleh studi satelit tahun 2022. Keberhasilan tim menunjukkan bahwa studi tersebut dapat digunakan oleh peneliti lain untuk memulihkan lebih banyak pecahan meteor beku.

Dalam studi tersebut, para peneliti memperkirakan bahwa sebanyak 300.000 meteorit dapat tersimpan di permukaan es, yang berarti hanya sekitar 15% yang telah ditemukan hingga saat ini.

Tim ekspedisi berharap lebih banyak meteorit dapat ditemukan untuk membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang lingkungan kosmik kita.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper