Bisnis.com, JAKARTA - Hujan meteor Leonis Minorid dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut menjelang tengah malam, yaitu 19 Desember hingga meredup di arah utara sebelum matahari terbit, 20 Desember 2022.
Bahkan, sudah ada 6 hujan meteor yang berlangsung di Desember 2022. Di mana, sebagian masyarakat Indonesia dapat menyaksikan hujan meteor yang aktif mulai 16 Desember hingga 26 Desember 2022. Bertemunya lintasan atau orbit komet dengan orbit bumi itu menjadi penyebab utama hujan meteor terjadi.
Lantas, apa saja fakta menarik soal hujan meteor Leonis Minorid ini? Berikut ulasan Bisnis selengkapnya.
Leonis Minorid sendiri merupakan hujan meteor dengan titik radiant (titik asal kemunculan meteor) terletak di dekat konstelasi Leo Minoris. Aktif sejak 4 Desember-4 Februari, berintensitas maksimum 5 meteor/jam saat di zenit pada 20 Desember.
Hujan meteor Leonis Minorid terjadi ketika sejumlah meteor bersinar pada langit malam. Meteorit ini terjadi karena adanya puing-puing dari benda luar angkasa atau meteroid. Kemudian akan memasuki atmosfer bumi dengan kecepatan yang lebih tinggi.
Intensitas di Indonesia bervariasi antara 4-5 meteor/jam. Hal ini dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 49-66 derajat di atas ufuk utara. Berasal dari sisa debu komet C/1739 K1 (Zanotti). Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 230.400 km/jam.
Melansir dari World News Todays pada Senin (19/12/2022). Berikut fakta menariknya.
1. Dapat dilihat dengan mata telanjang
Sebagian besar fenomena alam dari langit akan sulit dilihat dengan mata telanjang. Berbeda dengan meteor ini, karena semua orang bisa melihatnya tanpa menggunakan alat khusus. Apalagi saat cahaya Bulan cukup lemah maka hujan meteor bisa terlihat dengan jelas.
Sayangnya, melansir dari @lapan_ri, Leonis Minorid terganggu oleh interferensi cahaya alami dari Bulan. Sehingga intensitas hujan meteor menjadi lebih kecil.
2. Bersinar di langit malam
Banyak yang sudah mengetahui bahwa meteor akan terlihat jelas pada malam hari. Inilah yang memberi minat khusus pada meteor. Pada malam hari, Anda akan melihat puing-puing benda luar angkasa berjatuhan seperti hujan.
Hanya saja, hujan Leonis Minorid ini akan jatuh dengan kecepatan sangat tinggi. Sehingga, prang yang melihatnya sepertinya hanya sesaat padahal dari jarak dekat tidak secepat pandangan mata.
3. Berukuran kecil
Pada dasarnya ukuran meteor ini sangat kecil. Ukurannya hanya seukuran sebutir pasir bumi. Namun, pecahannya sudah hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Tak heran jika tidak ada tanda-tanda bahaya bagi permukaan bumi dan seisinya. Meteor yang jatuh sudah bergesekan dengan atmosfer bumi, menciptakan puing-puing seperti debu. Namun debu tersebut juga tidak sampai ke bumi karena jaraknya yang sangat jauh.