Bisnis.com, JAKARTA - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) perusahaan teknologi masih berlanjut pada 2023 seiring dengan Microsoft dan Amazon yang melakukan efisiensi ribuan karyawan.
Microsoft, perusahaan perangkat lunak melakukan PHK terhadap 10.000 karyawannya. Bukan hanya melakukan pemangkasan, Microsoft juga mengisyaratkan beberapa perubahan pada jajaran perangkat kerasnya dalam memo internal.
Dilansir dari The Verge, Kamis (19/1/2022), raksasa perangkat lunak itu menurunkan US$1,2 miliar atau Rp18 triliun dalam pendapatan di kuartal II/2023. Pendapatan tersebut berkaitan dengan biaya pesangon, sewa gedung, dan perubahan pada portofolio perangkat keras.
Pada awal bulan ini, Amazon, salah satu e-commerce terbesar di dunia melakukan PHK terhadap 18.000 karyawannya.Bukan hanya Amazon dan Microsoft, beberapa perusahaan teknologi besar seperti Meta, induk dari Facebook, WhatsApp dan Instagram juga melakukan PHK beberapa bulan lalu. Pemangkasan ini pun berdampak terhadap 51.150 karyawan.
Menariknya, pada awal memasuki gelombang pandemi Covid-19 pada 2020, banyak perusahaan teknologi mendapat manfaat dari 'ledakan' dalam pengeluaran e-commerce dan pekerjaan jarak jauh. Kondisi tersebut memicu banyaknya perusahaan yang merekrut karyawan lebih banyak.
Namun, semua itu tidak berlangsung lama beberapa perusahan teknologi banyak melakukan PHK sekaligus pembekuaan rekrutan.
Daftar Perusahaan Teknologi yang PHK Massal:
1. Microsoft
Microsoft, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya. Selain melakukan pemangkasan, Microsoft juga mengisyaratkan beberapa perubahan pada jajaran perangkat kerasnya dalam memo internal.
Dilansir dari TheVerge, Kamis (19/1/2022) raksasa perangkat lunak itu menurunkan US$1,2 miliar atau Rp18 triliun dalam pendapatan di kuartal II/2023. Pendapatan tersebut berkaitan dengan biaya pesangon, sewa gedung, dan perubahan pada portofolio perangkat keras.
Dalam memo internal, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan pihaknya akan terus berinvestasi di area strategis untuk masa depan Microsoft.
Dalam memo tersebut, Satya juga mengatakan bahwa PHK ini merupakan pilihan tersulit selama 47 tahun Microsoft berdiri.
2. Amazon
Amazon, e-commerce asal Amerika Serikat dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 18.000 karyawannya.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (5/1/2022), Chief Executive Officer Amazon, Andy Jassy, mengumumkan langkah tersebut dalam sebuah memo kepada karyawan pada Rabu (4/1/2022).
Jassy mengatakan pemangkasan ini merupakan bagian perencanaan dari 2022. Pemangkasan pun akan menyasar pada sebagian besar divisi ritel Amazon dan SDM seperti perekrutan.
Dalam memo hari Rabu tersebut, Jassy mengatakan perusahaan akan memberikan pesangon, tunjangan kesehatan transisi dan penempatan kerja kepada pekerja yang terkena dampak.
Sebelumnya, Jassy mengatakan di November 2022, bahwa kedepannya akan banyak pemangkasan karyawan yang terjadi pada 2023 di tim ritel dan SDM.
3. Meta
Induk Facebook, Instagram, dan Whatsapp Meta Platforms Inc. mengatakan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 11.000 karyawan perusahaan.
Hal ini diungkapkan Chief Executive Officer Meta Mark Zuckerberg dalam pernyataan resmi kepada karyawan pada Rabu (9/11/2022). Jumlah PHK ini setara dengan 13 persen jumlah seluruh tenaga kerja Meta. Selain PHK, perusahaan juga akan melanjutkan penghentian perekrutan hingga kuartal I/2023.
"Saya ingin bertanggung jawab atas keputusan ini dan bagaimana kami sampai di sini. Saya tahu ini sulit untuk semua orang, dan saya meminta maaf untuk mereka yang terkena dampak,” ungkap Mark seperti dikutip Bloomberg, Rabu (9/11/2022).
Meta mengatakan mengatakan pengurangan akan terjadi di seluruh lini perusahaan. Namun, tim perekrutan bakal berpengaruh paling signifikan, sedangkan tim bisnis Meta akan mengalami restrukturisasi skala besar.
4. HP
HP Inc, produsen teknologi asal Amerika Serikat, dikabarkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 6.000 karyawan selama tiga tahun ke depan.
Dilansir dari Bloomberg, Rabu (23/11/2022) pemangkasan ini dikarenakan adanya penurunan permintaan untuk komputer pribadi (personal computer/PC).
Chief Executive Officer HP Enrique Lores mengatakan untuk mengelola biaya, HP akan memangkas sebanyak 10 persen dari 61.000 karyawannya di seluruh dunia selama tiga tahun ke depan.
HP juga akan menghabiskan US$1 miliar untuk biaya restrukturisasi, dengan sekitar 60 persen pada tahun fiskal 2023, yang dimulai bulan ini. Pada akhir tahun fiskal 2025, perusahaan diperkirakan menghemat US$1,4 miliar per tahun.
"Ini adalah pengakuan atas realitas baru dari pasar PC," jelas Woo Jin Ho, seorang analis di Bloomberg Intelligence.