Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft, salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.000 karyawannya. Selain melalukan pemangkasan, Microsoft juga mengisyaratkan beberapa perubahan pada jajaran perangkat kerasnya dalam memo internal.
Dilansir dari TheVerge, Kamis (19/1/2022) raksasa perangkat lunak itu menurunkan US$1,2 miliar atau Rp18 triliun dalam pendapatan di kuartal II/2023. Pendapatan tersebut berkaitan dengan biaya pesangon, sewa gedung, dan perubahan pada portofolio perangkat keras.
Dalam memo internal yang berhasil The Verge dapatkan, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengatakan pihaknya akan terus berinvestasi di area strategis untuk masa depan Microsoft, yang mana Microsoft akan mengalokasikan modal dan bakatnya ke area pertumbuhan sekuler dan daya saing jangka panjang bagi perusahaan, sambil melakukan divestasi di area lain.
Dalam memo tersebut, Satya juga mengatakan bahwa PHK ini merupakan pilihan tersulit selama 47 tahun Microsoft berdiri.
"Karena itu, kami menurunkan pendapatan biaya sebesar US$1,2 miliar atau Rp18 triliun pada kuartal terkait dengan biaya pesangon, perubahan portofolio perangkat keras, dan biaya konsolidasi sewa karena kami menciptakan kepadatan yang lebih tinggi di seluruh ruang kerja kami," ujar Nadella dalam memo internal dikutip dari The Verge, Kamis (19/1/2023).
Nadella tidak memperluas perubahan apa yang telah dibuat atau akan dibuat ke jajaran perangkat keras perusahaan, tetapi ada indikasi pergeseran platform. Microsoft saat ini menawarkan berbagai perangkat keras, termasuk konsol game Xbox, aksesori PC/ (personal computer ), perangkat keras Surface, headset HoloLens, dan banyak lagi.
Sementara itu, Microsoft banyak berinvestasi di Windows 11 selama pandemi dan ledakan penjualan PC, Nadella melihat masa depan di luar Windows, iOS, dan Android sebelum pandemi dimulai.
Dia bahkan bergurau pada Januari 2020 bahwa Windows bisa disebut Azure Edge di masa depan dan memperjelas bahwa cloud adalah bisnis perangkat keras terbesar di Microsoft.
Adapun, saat ini Microsoft mengalami kemunduran di pasar PC setelah lonjakan penjualan laptop pada awal pandemi covid-19. Saham Microsoft turun tipis menjadi US$240,35 pada penutupan perdagangan di New York pada Selasa (17/1/2023).