Maraknya e-SIM Bakal Mendisrupsi Sejumlah Model Bisnis

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 9 Januari 2023 | 19:13 WIB
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Bagikan

Salah satu regional yang diprediksi akan relatif cepat adalah regional Asia Pasific, jika dibandingkan dengan kawasan Timur Tengah, Eropa dan Amerika. 

“Salah satu driver penting meningkatkan bisnis eSIM adalah IoT, machine to machine (M2M) dan lain sebagainya. Namun untuk penggunaan di ponsel pintar sendiri, diperkirakan belum akan meniadakan SIM yang konvensional dalam waktu dekat,” kata Sigit. 

Dalam laporan GSMA Intelligence, diperkirakan pada 2025 akan terdapat 433 juta perangkat ponsel di Asia Pasifik yang terhubung dengan e-SIM. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan China (375 juta perangkat), India (316 juta perangkat), Eropa (282 juta perangkat), dan Amerika Utara (184 juta perangkat). 

Sementara itu Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Yosef M. Edward memperkirakan e-SIM di Indonesia akan banyak digunakan oleh IoT dan M2M. Alasannya, implementasi e-SIM di teknologi tersebut dapat dilakukan tanpa ada investasi tambahan berupa kartu fisik sehingga lebih murah.

“Istilahnya satu rumah dalam satu e-Sim, smart home, smart office dan lain-lain, sehingga layanan operator akan menjadi lebih personal dengan nilai tambah melihat/menjalankan aset smart,” kata Ian.

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper