Bisnis.com, JAKARTA - Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Mungkin kalimat ini mampu menggambarkan Indonesia yang tengah berproses menuju sejarah baru pertelevisian digital di Tanah Air.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) tengah berupaya menjalankan amanat UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dengan mematikan siaran TV analog dan beralih ke TV digital atau dikenal dengan istilah Analog Switch Off (ASO).
Awalnya, ASO telah dimulai pada 30 April 2022. Kala itu, suntik mati siaran TV analog mencakup wilayah siaran yang berada di 3 provinsi dan di 8 kabupaten/kota, tepatnya di Provinsi Riau untuk Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Meranti untuk wilayah siaran Riau 4.
Selanjutnya wilayah siaran provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di 3 kabupaten, Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu dan Kabupaten Malaka dan wilayah siaran Papua Barat di Kota Sorong dan Kabupaten Sorong.
Semula, ASO direncanakan bakal dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni 30 April 2022 untuk tahap I di 56 wilayah layanan siaran di 166 kabupaten dan kota, 25 Agustus 2022 untuk tahap II di 31 wilayah layanan siaran meliputi 110 kabupaten dan kota dan 2 November 2022 untuk tahap III di 25 wilayah layanan siaran yang meliputi 65 kabupaten dan kota.
Namun, pelaksanaannya diubah jadi skema multiple ASO yang artinya pemadaman siaran TV analog dilakukan berdasarkan kesiapan teknis penyelenggara multipleksing (mux) atau TV swasta dan wilayah masing-masing.
Drama baru pun kemudian terjadi lantaran jadwal ASO di beberapa wilayah tampak tak berjalan sesuai rencana. Sebut saja di Jabodetebek. Kemenkominfo berniat akan mematikan siara TV analog di wilayah tersebut pada 5 Oktober 2022.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti mengatakan pemadaman tersebut dilakukan mengingat Jabodetabek telah siap dengan memenuhi ukuran kesiapan yang terdiri dari tiga hal.
"Untuk siaran TV Analog di wilayah Jabodetabek [Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi] akan dilaksanakan ASO atau berhenti mulai 5 Oktober 2022," katanya dalam konferensi pers, Jumat (23/9/2022).
Adapun Niken memerinci, kesiapan yang dimaksud antara lain, pertama, di wilayah Jabodetabek terdapat siaran TV analog yang akan dihentikan siarannya. Kedua, telah beroperasinya siaran TV digital pada cakupan siaran TV analog sebagai penggantinya.
Ketiga, sambung dia, sudah dilakukan pembagian bantuan Set Top Box (STB) bagi Rumah Tangga Miskin di wilayah tersebut.
Bukan itu saja, dia menyebut infrastruktur siaran TV digital di Jabodetabek telah seluruhnya beroperasi melalui tujuh operator multipleksing (Mux), yaitu Lembaga Penyiaran Publik TVRI dan enam Lembaga Penyiaran Swasta.
“Saat ini, 23 stasiun televisi di Jabodetabek sudah bermigrasi dari analog ke digital, serta terdapat program-program siaran televisi digital baru yang menambah keragaman pilihan konten acara yang dapat disaksikan oleh masyarakat,” tutur Niken.
Sayangnya meski telah dinilai siap, ternyata ASO Jabodetabek batal terjadi. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan suntik mati siaran TV analog di wilayah Jabodetabek akan dilakukan pada 2 November 2022.
Dia menjelaskan, mundurnya jadwal ASO tersebut lantaran permintaan dari Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI) yang disampaikan lewat surat dengan nomor 021/ATVSI/KS/IST/92022 pada 28 September 2022.
"Memang kami menyampaikan surat kepada pak menteri, salah satu alasan [meminta ASO diundur] adalah kondisi yang ada di masyarakat kita," ujar Sekretaris Jenderal ATVSI Gilang Iskandar dalam konferensi pers, Rabu (5/10/2022).
Menurutnya, melihat kondisi di masyarakat, masih diperlukan waktu paling tidak satu bulan ini untuk secara masif mensosialisasikan ASO pada masyarakat terutama terkait dengan pengadaan STB.
Lebih lanjut dia menyatakan bahwa ATVSI berkomitmen melaksanakan ASO. Namun, yang paling penting ada mitigasi bagi industri penyiaran.
"Kita ingin [ASO] ini jalan, tetapi masyarakat tidak dirugikan, industri tetap jalan. Kan masyarakat maupun kita baru bangkit setelah dihantam Covid-19," ucapnya.
Tak berselang lama, siaran TV analog di Jabodetabek akhirnya benar-benar padam mulai 2 November 2022 pukul 23.59 WIB. Proses ini bahkan disebut sebagai sejarah baru pertelevisian Indonesia.
"Malam ini kita dapat memulai hal yang baru di dalam sejarah dan perjalanan pertelevisian nasional kita. Dengan ASO akan menandai sejarah baru digital televisi Indonesia," kata Menkominfo Johnny G. Plate dalam acara hitung mundur ASO, Rabu (2/11/2022) dini hari.
Johnny menyebut, proses ASO ini tidaklah mudah dan telah melalui perjalanan panjang yang sangat berliku. Meski terjadi silang pendapat, adanya pro dan kontra, tetapi tujuannya adalah sama untuk menjaga dan mengawal industri penyiaran agar lebih baik.
Lebih lanjut Menkominfo berharap dengan adanya migrasi siaran TV analog ke digital, akan muncul variasi-variasi konten yang lebih meningkatkan kualitasnya dan memungkinkan mengangkat kultur nilai dan budaya nasional untuk dikenal secara luas di seluruh kawasan Nusantara.
Lagi-lagi migrasi siaran TV analog ke digital tak berjalan mulus. Pasalnya, sejumlah TV swasta mengaku terpaksa mengikuti kebijakan tersebut.
Misalnya, bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyampaikan permintaan maafnya kepada para pemirsa MNC Group, yakni RCTI, MNCTV, GTV, dan iNews se-Jabodetabek karena terpaksa harus mematikan siaran TV analog.
"Kami dengan sangat terpaksa mengikuti permintaan tersebut, meskipun masih tidak paham dengan landasan hukum yang dipakai," kata Hary, dikutip dari akun Instagramnya Jumat (4/11/2022).
Menko Polhukam Mahfud MD mengeklaim pemerintah sudah memutuskan migrasi siaran analog ke TV digital sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan persiapan teknis yang sudah dibicarakan dalam waktu yang cukup lama.
Adapun sebulan usai ASO Jabodetabek berjalan, pemirsa TV digital diklaim telah tumbuh hingga 70 persen.
Executive Director Nielsen Indonesia Hellen Katherina mengatakan sejak diberlakukannya ASO Jabodetabek, hampir setiap hari terjadi migrasi penonton TV dari analog ke digital.
"Sebelum terjadi ASO di Jabodetabek yang bisa menonton digital itu baru 46 persen. Akan tetapi dalam waktu kurang dari satu bulan kira-kira 3 minggu kemudian itu sudah naik jadi 70 persen. Jadi migrasinya itu cepat sekali," kata Hellen di kantornya, Kamis (8/12/2022).
Menurut dia, kendati saat ini sudah banyak layanan streaming, masyarakat masih akan tetap menonton TV karena merupakan salah satu hiburan gratis di rumah. Untuk itu, migrasi masyarakat ke TV digital masih terlihat sangat tinggi.
"Kemudian ternyata ketika terjadi ASO di Jabodetabek, berita tentang ASO itu membuat kota-kota lainnya, masyarakatnya jadi ikut membeli set top box karena mungkin jadi bersiap-siap. Jadi [penontonnya] ikut naik juga," ujarnya.
Untuk diketahui, saat ini ASO masih terus berlanjut. Kemenkominfo telah melaksanakan program ASO di Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Batam, dan sekitarnya pada Jumat (2/12/2022).
Terbaru, suntik mati siaran TV analog akan dilakukan di wilayah Jawa Timur-1 (Jatim-1) pada 20 Desember mendatang yang meliputi 10 kabupaten/kota, di antaranya Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, dan Kota Surabaya.