Bisnis.com, JAKARTA - Uber Technologies Inc. mengatakan tidak akan memangkas karyawan meskipun beberapa pesaingnya seperti DoorDash Inc dan Lyft Inc melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dilansir dari Bloomberg, Senin (5/11/2022), Chief Executive Officer Dara Khosrowshahi mengatakan Uber tidak akan melakukan PHK. Raksasa transportasi online yang pernah beroperasi di Indonesia itu menambahkan saat ini perusahaan sedang berada di tempat yang baik.
"Tidak, kami berada di posisi yang baik," kata Khosrowshahi setelah berbicara di Economic Club of Chicago, menanggapi pertanyaan tentang apakah raksasa transportasi online itu akan mengurangi jumlah karyawan.
Pernyataan ini pun berbeda di antara rekan-rekan teknologi yang berada di sektor yang sama telah memangkas ribuan staf. Pesaing Uber, Lyft, mengatakan bulan lalu akan mengurangi jumlah karyawan sebesar 13 persen dan menghentikan bisnis kendaraan pihak pertama.
Adapun, untuk DoorDash, platform pengiriman makanan ini mengumumkan akan memangkas 1.250 karyawan untuk mengendalikan biaya operasional.
Uber telah menghindari PHK yang meluas, meskipun Khosrowshahi mengatakan perusahaan mengambil sikap yang lebih konservatif dalam perekrutan dan investasi lainnya.
Hal ini terjadi setelah penurunan skala besar pada 2020 atau pada puncak pandemi ketika Uber memberhentikan lebih dari 6.000 karyawan, atau sekitar seperempat tenaga kerja pada saat itu.
Pada November, Uber melaporkan pendapatan kuartal III/2022 melonjak 72 persen menjadi US$8,34 miliar, yang meredakan kekhawatiran investor bahwa kenaikan inflasi akan menghalangi pengguna ride hailing atau pesan antar makanan.
“Kami tidak melihat tanda-tanda kelemahan,” kata Khosrowshahi di acara tersebut.
Dia menambahkan bahwa Uber telah diuntungkan dari pergeseran belanja konsumen dari ritel ke layanan. Di sisi lain, pasokan mitra pengemudi juga tetap tersedia saat periode ketidakpastian ekonomi.
"Basis driver kami telah meningkat secara substansial," katanya.