Data SIM Card Diduga Bocor, Pakar Minta Kemenkominfo Dalami Kebenarannya

Rahmi Yati
Jumat, 2 September 2022 | 19:29 WIB
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Ilustrasi SIM Card/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi meragukan 1,3 miliar data SIM Card yang diduga bocor dan dijual di forum hacker. Dia meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendalami betul insiden tersebut.

Menurutnya, data yang diklaim si pelaku berjumlah 1,3 miliar. Sementara jumlah pengguna ponsel hanya sekitar 345,3 juta.

"Kalau lihat angka jumlah pengguna ponsel artinya nggak sampai 1,3 miliar pengguna seperti yang dikatakan bocor. Jadi kalau data yang bocor adalah data pengguna ponsel agak diragukan," katanya kepada Bisnis, Jumat (2/9/2022).

Meski begitu, Heru menilai kasus ini perlu diselidiki dan didalami. Data apa sebenarnya yang bocor dan dijual serta dari mana sumbernya.

Sebab, lanjutnya, setiap ada insiden kebocoran informasi atau data, sudah sepatutnya dilakukan investigasi. Apalagi, data tersebut menyangkut dengan informasi pribadi masyarakat dan berpotensi dimonetisasi dan disalahgunakan.

"Ramainya kasus kebocoran data ini juga memang mengindikasikan dan meyakinkan bahwa kita segera perlu Undang-undang Perlindungan Data Pribadi [PDP]," imbuhnya.

Berbeda pendapat, Chairman lembaga riset Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menilai sampel data dari 1,3 miliar nomor SIM Card, termasuk nomor induk kependudukan (NIK) dan nomor Kartu Keluarga yang bocor di forum gelap itu valid. Salah satu indikasinya adalah nomor-nomor itu bisa dihubungi.

Hal itu berdasarkan penelusuran CISSReC terhadap 1,5 juta sampel data yang dibagikan oleh salah satu user Breach.to Bjorka.

"Dari 1,5 juta sampel data yang diberikan merupakan data yang valid," ujar Pratama.

Dia menuturkan, sampel data itu berjumlah 1.304.401.300 baris dengan total ukuran 87 GB. Ketika sampel data dicek secara acak dengan melakukan panggilan beberapa nomor, maka nomor tersebut masih aktif semuanya.

Jika data ini benar, sambung dia, semua nomor ponsel di Indonesia sudah bocor baik itu SIM Card prabayar maupun pascabayar.

"Sangat rawan sekali data ini jika digabungkan dengan data - data kebocoran yang lain, bisa menjadi data profile lengkap yang bisa dijadikan data dasar dalam melakukan tindak kejahatan penipuan atau kriminal yang lain," tuturnya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmi Yati
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper