Digitalisasi yang Memerdekakan Bangsa

Media Digital
Kamis, 18 Agustus 2022 | 12:37 WIB
Foto: Dok. Telkom Indonesia
Foto: Dok. Telkom Indonesia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi digital menjadi kebutuhan yang sangat penting saat ini, terutama dengan adanya peningkatan adopsi digital masyarakat. Di Indonesia sendiri, digitalisasi semakin cepat terjadi, apalagi dalam kurun dua tahun terakhir. Perkembangan dan disrupsi teknologi ditambah adanya pandemi yang mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat, menjadikan digitalisasi kian tumbuh di berbagai lapisan maupun aspek kehidupan.

Digitalisasi mampu memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat. Mulai dari pendidikan yang mampu mempercepat serta mendobrak kendala akses terhadap sumber ilmu pengetahuan dan pembelajaran, solusi kesehatan, hingga perekonomian melalui penciptaan pasar digital yang saling mempertemukan pembeli dan penjual serta berbagai sendi kehidupan masyarakat lainnya.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melihat fenomena dan potensi digital tersebut sebagai sebuah peluang besar untuk terus mendukung pemerataan serta peningkatan kualitas digitalisasi yang tengah terjadi. Membangun infrastruktur telekomunikasi yang kuat dan kompetitif tidak hanya semata-mata untuk memenuhi permintaan pasar dan konsumen yang semakin membutuhkan konektivitas dan mobilitas yang tinggi, tetapi lebih luas daripada itu yakni sebagai upaya untuk memperkuat integritas Indonesia sebagai sebuah negara. Karena Telkom meyakini bahwa digitalisasi dapat membawa Indonesia untuk melompat atau leapfrog sehingga mampu sejajar dengan negara maju lainnya.

Telkom berkomitmen untuk terus berperan aktif dalam mendukung terwujudnya Indonesia yang merdeka dan berdaulat secara digital. Untuk mencapai kedaulatan digital tersebut, setidaknya ada tiga ranah yang harus diciptakan yaitu lingkungan, masyarakat, dan ekonomi digital.

Lingkungan digital salah satunya bisa diciptakan melalui pemenuhan kebutuhan infrastruktur telekomunikasi yang merata. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, sejak 2019 hingga 2022 investasi APBN untuk pembangunan infrastruktur digital telah mencapai Rp75 triliun.

Tak hanya pemerataan konektivitas, pembangunan kedaulatan digital juga perlu memperhatikan kondisi masyarakat. Literasi dan inklusi digital masyarakat harus terus ditingkatkan demi menambah kualitas digitalisasi. Mengacu data Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital Indonesia ada di angka 3,49 dari rentang 0-5. Ini menandakan tingkat literasi digital masyarakat kian matang dan siap menjadi modal kuat untuk bersaing secara global.

Selanjutnya lingkungan dan masyarakat digital bisa mendorong terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang kuat. Melalui digitalisasi, taraf kehidupan masyarakat dapat semakin meningkat dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berbicara mengenai ekonomi digital, tentu tidak akan lepas dari potensi Indonesia yang begitu besar. Dengan lebih dari 200 juta pengguna internet yang terus mengakses platform dan layanan digital, sehingga tidak mengherankan jika digital ekonomi Indonesia diproyeksikan akan bernilai sekitar US$146 miliar pada tahun 2025. Indonesia adalah tanah digital yang menjanjikan.

Untuk membangun lingkungan dan masyarakat digital, serta mengakselerasi ekonomi digital nasional, dibutuhkan infrastruktur telekomunikasi yang merata dan andal sebagai pondasi utama. Namun infrastruktur digital tidak cukup hanya mengandalkan jaringan konektivitas belaka. Perlu adanya platform digital yang memanfaatkan dan mengoptimalisasi fungsi dari infrastruktur konektivitas tersebut.

Saat ini, platform digital memegang peranan penting dalam mendukung digitalisasi. Sebut saja, berbagai layanan digital baik yang bersifat B2B maupun B2C, mulai dari perusahaan, instansi, provider telekomunikasi hingga startup, membutuhkan platform digital dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Telkom Siap Jadikan Indonesia Pimpin Industri Data Center Di Regional

Dengan pertumbuhan digital yang begitu pesat, data menjadi berharga sekaligus sangat mempengaruhi setiap keputusan, interaksi, dan proses baik pengguna individual maupun bisnis. Sehingga seiring dengan pertumbuhan digital ekonomi Indonesia yang begitu cepat, permintaan akan layanan data center juga meroket, apalagi dengan kebutuhan akselerasi penyebaran 5G, Artificial Intteligence (AI), Big Data, dan Internet of Thing (IoT) yang juga semakin meningkat. Indonesia pun menjadi growth engine data center terbesar di Asia Tenggara.

Mordor Intelligence juga melaporkan bahwa data center Indonesia bernilai US$1,53 miliar pada tahun 2020 dan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun 2026 menjadi US$3,07 miliar. Dalam lingkup Asia Pasifik, laporan Cushman & Wakefield pada tahun 2022 memperkirakan pasar pusat data Asia Pasifik akan menjadi kawasan terbesar di dunia selama dekade berikutnya, dengan Singapura, Hongkong, dan Sydney yang menempati tiga tempat teratas. China diproyeksikan menjadi pusat data center terbesar di dunia, dan India terus mengejar dengan cepat.

Strategi Telkom dalam kompetisi data center sangat jelas, yakni ingin memimpin dan terus kompetitif. Dengan jumlah pengguna terbesar di Indonesia, Telkom akan terus melakukan aksi korporasi untuk melayani penyedia global/domestik, perusahaan, pemain digital, ritel, pemerintah, dan lainnya dengan menyediakan konektivitas, cloud, konten, dan platform yang andal dan berkelanjutan.

Saat ini Telkom memiliki 28 fasilitas data center di antaranya 23 domestik dan 5 luar negeri termasuk data center Tier 3 dan 4 di Singapura) dan satu Hyperscale Data Center yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan. Untuk memaksimalkan value, Telkom saat ini sedang dalam proses konsolidasi untuk bisnis Data Center di bawah satu entitas dalam TelkomGroup dengan menunjuk Sigma Tata Sadaya (STS) untuk menjadi Perusahaan Data Center atau dikenal sebagai Telkom DC Co.

Inisiatif konsolidasi ini akan diselesaikan secara bertahap, dimulai dengan konsolidasi Hyperscale Data Center, data center regional dan dilanjutkan dengan konsolidasi data center domestik dengan estimasi 2-3 tahun ke depan. Telkom juga terus meningkatkan kapabilitas dan kompetensinya dengan menjalin kemitraan strategis dengan beberapa perusahaan teknologi global seperti Microsoft.

Tak hanya itu, Telkom juga memiliki 20 edge data center di 13 kota yang diberi nama neuCentrIX. Ekosistem data center tersebut akan tersebar menjadi 7 klaster diseluruh Indonesia dan untuk mendukung pengembangan Digital Center di Ibu Kota Nusantara didukung oleh Cluster 6, Cluster 6 tersebut mencakup Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak dan Sepaku, serta terus memberikan dukungan untuk Program Nasional Deployment IKN.

Data center di IKN ini akan terintegrasi ke dalam jaringan Telkom dan Data Center lainnya, juga terhubung dengan kabel bawah laut global di timur dan barat Indonesia. Hal ini untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan pelanggan dan pelaku bisnis, termasuk edge computing, platform dan layanan digital lainnya, menjadikan Digital Hub Ecosystem ini akan memberikan manfaat dengan menciptakan aktvitas perekonomian yang tidak lagi terus terpusat di kota-kota besar, dibatasi oleh jarak, waktu, dan lokasi khususnya bagi daerah rural.

Bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-77, mari maknai Hari Kemerdekaan ini dengan tekad menjadi tuan rumah yang kompetitif dalam persaingan digital dan teknologi untuk Kedaulatan Digital Indonesia dan meraih potensi digital ekonomi yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat. Selamat memaknai kemerdekaan dengan digitalisasi yang memerdekakan.

#DigitalBisa #UntukIndonesiaLebihbaik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Media Digital
Editor : Media Digital
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper