Kompetisi Provider Fixed Broadband Kian Ketat, APJII Harap Tak Terjadi Perang Harga

Rahmi Yati
Kamis, 16 Juni 2022 | 17:46 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menilai saat ini kompetisi di antara provider fixed broadband kian ketat. Seiring hal tersebut, diharapkan tidak terjadi persaingan harga di antara penyelenggara jaringan tersebut.

Ketua Umum APJII Muhamad Arif mengatakan ketatnya kompetisi provider itu dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya, pelanggan memilih provider bergantung pada kualitas koneksi di lokasi tempat tinggalnya dan kemampuan provider dalam memberikan harga atau promo yang menarik kepada masyarakat.

"APJII sangat berharap tidak terjadi persaingan harga di antara penyelenggara internet fixed broadband, karena biaya penggelaran jaringan tidak murah," kata Arif, Kamis (16/6/2022).

Selain itu, menurutnya biaya pungutan atas penggelaran jaringan di tingkatan pemerintah daerah juga sangat beragam, yang tentunya juga akan berpengaruh pada harga jasa internet kepada masyarakat.

Arif menambahkan, saat ini penyelenggara jasa internet di Indonesia berjumlah lebih dari 700 perusahaan baik itu dari BUMN/BUMD, anak perusahaan BUMN, maupun yang tidak terafiliasi dengan BUMN/BUMD.

"Proyeksi [bisnis fixed broadband] ke depan sangat terbuka luas karena masih ada sekitar 23 persen penduduk Indonesia yang masih belum mendapatkan akses internet," imbuhnya.

Sebagai informasi, APJII mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini adalah 77,02 persen atau sebanyak 210.026.769 orang dari total populasi 272.682.600 jiwa.

Berdasarkan survei yang dilakukan APJII, diketahui bahwa operator fixed broadband yang banyak digunakan adalah IndiHome (67,54%), First Media (3,88%), MNC Vision (2,88%), IConnect (2,24%), BizNet (1,54%), dan Oxygen (1,04%).

Adapun alasan masyarakat memilih menggunakan provider fixed broadband tersebut antara lain pertama karena kualitas koneksinya paling bagus di lokasi tempat mereka berada. Kemudian lantaran harganya yang terjangkau dan banyak promo menarik dengan rata-rata biaya langganan mulai dari Rp100.000-Rp300.000.

Penulis : Rahmi Yati
Editor : Kahfi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper