Populix: Warga Indonesia Belum Familier dengan Metaverse

Khadijah Shahnaz
Senin, 13 Juni 2022 | 08:21 WIB
Pengunjung berada di dekat instalasi seni imersif berjudul Machine Halusinasi – Space: Metaverse saat acara Digital Art Fair Asia yang menampilkan seni digital dan NFT di Hong Kong, China, Minggu (3/10/2021) Bloomberg/Lam Yik
Pengunjung berada di dekat instalasi seni imersif berjudul Machine Halusinasi – Space: Metaverse saat acara Digital Art Fair Asia yang menampilkan seni digital dan NFT di Hong Kong, China, Minggu (3/10/2021) Bloomberg/Lam Yik
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Populix menyebut sebagian besar warga Indonesia belum familier terhadap teknologi metaverse.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Informasi dan Komunikasi, metaverse merupakan semesta kolaboratif yang menghubungkan interaksi manusia dengan avatar dengan berbagai produk layanan di antara dunia nyata dengan dunia digital  tanpa batas.

Namun, berdasarkan hasil riset Populix, saat ini hanya 29 persen masyarakat Indonesia yang familier terhadap metaverse.

Berdasarkan laporan dari Populix yang bernama Sosial Media Habit dan Internet Safety, dari 1023 koresponden hanya 29 persen yang familier dengan Metaverse, sedangkan 48 persen diantara mengerti metaverse dan 23 persen tidak familier dengan metaverse.

Dalam riset itupun masyarakat Indonesia ditanyakan apakah tertarik mengetahui metaverse lebih lanjut, 42 persen mengatakan tertarik dengan metaverse, 49 persen di antara tertarik dan tidak tertarik dengan metaverse dan 9 persen mengatakan tidak tertarik dengan metaverse.

Adapun, 45 persen menyatakan tertarik bergabung di metaverse, 48 persen lainnya masih belum memutuskan ketertarikannya dan 7 persen responden menyatakan tidak tertarik.

"Mereka ingin merasakan cara bersosialisasi yang berbeda serta mencari pemasaran baru peluang," ujar Populix dikutip, Senin (13/6/2022).

Metaverse juga dinilai sebagai platform media sosial yang menawarkan kebebasan (44 persen), teknologi yang lebih canggih untuk berkomunikasi (43 persen) dan membuka peluang pemasaran baru (42 persen).

Metaverse juga menawarkan berbagai aktivitas, tetapi tur virtual merupakan aktivitas yang paling diminati oleh responden. Di mana, sebanyak 44 persen responden paling tertarik dengan wisata keliling dunia secara virtual, diikuti aktivitas sekolah virtual dari rumah (34 persen), mal virtual (34 persen) dan kantor virtual (26 persen).

Baru-baru ini, Accenture meluncurkan grup bisnis Accenture Metaverse Continuum untuk membantu organisasi memanfaatkan peluang teknologi sebagai solusi strategi jangka panjang. 

Managing Director Accenture di Indonesia Prie Prihadiyanto mengatakan metaverse Continuum merupakan spektrum dunia digital yang disempurnakan, realitas, dan model bisnis yang sedang mendefinisikan ulang cara dunia bekerja, beroperasi, dan berinteraksi. 

"Hampir semua pemimpin eksekutif di Indonesia yang disurvei percaya bahwa kemajuan teknologi akan lebih berpengaruh dibandingkan politik, ekonomi, dan sosial untuk strategi jangka panjang di masa depan. Maka dari itu, Accenture telah meluncurkan grup bisnis Accenture Metaverse Continuum untuk membantu organisasi memanfaatkan peluang ini," katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Khadijah Shahnaz
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper