Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menemukan fakta bahwa ada tiga alasan utama masyarakat tidak menggunakan internet. Padahal, di era digitalisasi saat ini, internet sudah jadi salah satu kebutuhan utama penunjang aktivitas.
Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam mengatakan berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 7.568 responden yang tersebar di 34 provinsi, alasan utama masyarakat tidak menggunakan internet adalah karena harga kuota yang mahal.
"Ternyata 45,16 persen menyatakan membeli kuota terlalu mahal," katanya saat memaparkan hasil survei, Kamis (9/6/2022).
Alasan kedua, sambung Zulfadly, adalah karena tidak memiliki komputer atau gadget yang dapat terhubung ke internet (44,80 persen), dan tidak terdapat sambungan internet di wilayahnya (43,37 persen).
Sebaliknya, dia menyebut alasan masyarakat menggunakan internet pertama rata-rata adalah untuk mengakses media sosial (98 persen), kemudian untuk mendapatkan informasi berita (92 persen), dan melakukan pekerjaan atau sekolah secara online (90 persen).
"Jadi sosial media adalah alasan utama orang menggunakan internet," tambah dia.
Lebih lanjut Zulfadly menambahkan berdasarkan survei yang dilakukan APJII, 77,64 persen responden menggunakan mobile data dari operator seluler dengan perangkat terbanyak adalah ponsel (89,03 persen). Sisanya sebanyak 22,36 persen lainnya menggunakan Wi-Fi.
Survei, imbuhnya, juga menemukan bahwa 75,64 persen masyarakat tidak berlangganan jaringan internet tetap di rumah atau menggunakan jaringan internet mobile. Sementara dari segi harga, 46,80 persen menyatakan kuota internet mahal berkisar Rp50.000-Rp100.000.
"Jadi harga Rp50.000-Rp100.000 adalah biaya koneksi mobile internet yang paling besar saat ini," tuturnya.
Sebagai informasi, saat ini APJII mencatat jumlah pengguna internet di Indonesai adalah 77,02 persen atau sebanyak 210.026.769 orang dari total populasi 272.682.600 jiwa.
