Bisnis.com, JAKARTA – Startup e-commerce Asia Tenggara iPrice Group melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 20 persen karyawannya. PHK ini dilakukan sebagai langkah memfokuskan bisnis iPrice.
Langkah ini dilakukan tak lama setelah startup ini mengumumkan pendanaan senilai US$5 juta dari perusahaan trading Itochu dan perusahaan telekomunikasi KDDI dari Jepang pada Maret lalu.
Dilansir dari keterangan resminya, Kamis (9/6/2022), iPrice Group mengatakan menyatakan keputusan PHK ini adalah bagian dari beberapa langkah untuk memfokuskan bisnis pada misi utama perusahaan, yakni membantu pembeli menghemat harga saat berbelanja online.
Dalam proses PHK ini, iPrice mengatakan akan mengikuti semua persyaratan kontrak dan hukum dan secara aktif membantu staf yang telah diberhentikan untuk menemukan peluang baru.
“Tim iPrice adalah komunitas yang kuat, jadi merupakan keputusan yang sulit untuk mengurangi tim kami sejalan dengan menaruh fokus kembali pada bisnis utama kami,” kata CEO iPrice Group Paul.
Meskipun iPrice kembali berfokus pada misi utamanya, kemitraan akan terus berlanjut sebagai model berlangganan dengan fokus pada penyediaan akses bagi pemain yang tertarik terhadap katalog produk terbaik Asia Tenggara dan data yang kaya tentang lanskap e-commerce regional.
Selama bertahun-tahun, iPrice memperluas bisnisnya dari sebuah website yang menawarkan rangkaian layanan e-commerce lengkap untuk super apps, termasuk para penyedia Buy Now Pay Later dan baru-baru ini mulai membangun aplikasinya untuk membantu 100+ juta pengguna yang mengunjungi situs website iPrice setiap tahun.
“Meskipun kami telah membuktikan kalau seluruh layanan baru ini selaras dengan pembeli online, tetapi mereka masing-masing membutuhkan investasi lebih lanjut dengan pengembalian jangka panjang. Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini, sangat penting untuk menaruh fokus yang lebih pada produk utama perusahaan” jelas Co-Founder iPrice Group, David Chmelař.