Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menjelaskan beberapa penyebab perusahaan rintisan atau startup bisa gagal di Indonesia.
Berdasarkan program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital, sampai dengan saat ini terdapat 1.300 startup yang mengikuti program tersebut. Namun, hanya 10 persen yang sampai saat ini masih bertahan.
Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan dalam mengukur kesuksesan rata-rata startup di Indonesia, saat ini masih memakai data yang disediakan oleh pelaku industri dan tidak menyediakan secara mandiri.
Adapun, berdasarkan laporan dari Failory, startup di Indonesia mengalami kegagalan akibat faktor managerial, seperti kurangnya pengalaman dan visi jelas dari founder (lack of experience and vision) dan kurangnya fokus dalam menjalankan bisnis (lack of focus).
Dedy juga menjelaskan startup di Indonesia mempunyai tantangan dari segi populasi, yakni pada 2021, sebanyak 51 persen populasi Indonesia belum memiliki akses terhadap bank atau unbanked.
"Ini menjadi tantangan bagi startup untuk melibatkan pelanggan potensial secara finansial, terutama di daerah pedesaan," ujarnya, Rabu (18/5/2022).
Dia menuturkan jika ditinjau dari segi kecakapan digital, skor digital skill Indonesia masih tergolong sedang yakni sebesar 3.44 dari indeks 5.00.
Menurutnya, hal ini menjadi tantangan tersendiri mengingat bahwa pengembangan usaha rintisan tidak hanya membutuhkan pemilik usaha yang cakap digital. Namun konsumen yang mampu memanfaatkan teknologi digital secara cermat.
Kemenkominfo juga berusaha mendorong pengembangan ekosistem startup digital Indonesia melalui beberapa flagship program.